BUSINESS

Bagian 2 - Strategi “Zero to One” dari Peter Thiel – Bisnis yang Menciptakan Masa Depan

Wellcode.IO team | 07 APR 2019

Artikel ini adalah kelanjutan dari artikel berjudul “Mengenal Filosofi Strategi Bisnis “Zero to One” dari Peter Thiel – Bisnis yang Menciptakan Masa Depan”. Pada artikel sebelum nya dibahas mengenai latar belakang Peter Thiel sebagai seorang pemikir strategis yang berkontribusi terhadap ide dan gagasan bagaimana anda dapat memulai bisnis baru yang dapat menciptakan masa depan dengan langkah dari 0 ke 1 (Zero to One). Memang benar beberapa bisnis yang anda ketahui saat ini banyak dimulai dengan menciptakan bisnis yang mirip dengan sebelum nya dengan penambahan fitur tertentu sebagai pembeda yang tidak signifikan, namun hal ini hanya akan membuat dunia bergerak dari 1 ke 1000 (n), bukan memulai menciptakan masa depan.

Pada pembahasan kali ini, kami mencoba untuk mengupas lebih dalam mengenai filosofi Zero to One. Pada pembahasan sebelum nya elemen-elemen yang perlu ditekankan dalam menjalankan Zero to One adalah (i) anda dapat belajar keberhasilan dan kegagalan seorang inovator, tetapi jangan mencoba untuk meniru nya. (ii) tidak ada formula untuk melakukan inovasi. (iii) kekuatan terbesar dari sebuah inovasi adalah ruang yang cukup untuk pemikiran baru (iv) langkah awal untuk menuju Zero to One adalah berpikir jernih dalam melihat kebenaran tersembunyi di balik kepercayaan konvensional.

Ketika anda mencoba untuk berpikir jernih (memikirkan ulang dogma dan keyakinan konvensional), Peter mencoba memberikan beberapa contoh pelajaran (4 pelajaran berharga) dari beberapa pengusaha yang gagal di Silicon Valley.  

1. Membuat perbaikan dan peningkatan bertahap: visi yang besar akan membuat gelembung, sehingga hal tersebut tidak boleh dibuat dengan sesuka hati. Setiap orang yang mengklaim diri nya dapat membuat hal besar adalah tersangka, dan siapa pun yang ingin mengubah dunia harus lebih rendah hati. Langkah kecil bertahap adalah satu-satu nya jalan yang aman di depan.

2. Tetap ramping dan fleksibel: semua perusahaan harus ramping, sebagai sebuah tanda dan kode bagi anda untuk tidak merencanakan sesuatu. Anda seharus nya tidak mengetahui apa yang akan dilakukan bisnis anda, perencanaan adalah sebuah arogansi dan tidak fleksibel. Lebih baik bagi anda untuk mencoba berbagai hal, mengulang nya, dan memperlakukan kewirausahaan sebagai sebuah eksperimen agnostic.

3. Memperbaiki sebuah kompetisi: jangan mencoba menciptakan sebuah pasar baru secara prematur. Untuk mengetahui apakah anda berada pada bisnis yang benar, adalah dengan memulai dari pasar yang sudah ada customer nya, sehingga anda harus membuat perusahaan dengan memperbaiki produk yang pernah diperkenalkan oleh kompetitor secara sukses.

4. Fokus terhadap produk, bukan penjualan: jika produk anda membutuhkan divisi pemasaran atau iklan untuk laku dijual, berarti produk tersebut tidak bagus. Teknologi berfokus pada pengembangan produk, bukan distribusi. Iklan dan divisi pemasaran yang terlalu besar adalah pemborosan, sehingga satu-satu nya pertumbuhan yang berkelanjutan adalah pertumbuhan yang viral.

Pelajaran tersebut dianggap sebagai sebuah dogma dalam dunia Startup, siapa pun yang melanggar nya dianggap tidak lama lagi akan mengalami kegagalan. Namun prinsip-prinsip lain yang berlawanan mungkin lebih benar seperti (i) lebih baik mengambil risiko yang berani, (ii) perencanaan yang buruk lebih baik daripada tidak ada rencana sama sekali, (iii) pasar kompetitif menghancurkan keuntungan, (iv) penjualan sama penting nya dengan produk.

Menantang dogma bukan berarti setiap dogma anda anggap salah, namun mendorong anda untuk memikirkan kebenaran tersembunyi dari dogma-dogma tersebut.

Untuk membangun masa depan, kita perlu menantang dogma-dogma yang membentuk pandangan kita terhadap masa lalu. Hal ini tidak berarti kebalikan dari apa yang menjadi dogma dan keyakinan juga menjadi benar, namun lebih berarti bahwa anda harus memikirkan kembali apa yang benar dan tidak benar, dalam menentukan cara anda berpikir terhadap dunia.

Kemajuan terjadi dalam praktik bisnis monopoli, bukan persaingan sempurna

Permasalahan dalam bisnis yang kompetitif, melebihi hal-hal yang berkaitan dengan kecil nya keuntungan. Anda bayangkan ketika anda memiliki sebuah bisnis, dan bisnis anda tidak memiliki perbedaan dengan ribuan kompetitor, sehingga anda harus berjuang mati-matian agar bisnis anda tetap bertahan. Ketika anda menawarkan produk dengan margin yang kecil, maka anda berarti hanya membayar gaji karyawan dengan gaji yang kecil, dan anda juga harus memastikan semua nya berjalan secara efisien. Hal tersebut dapat anda lihat ketika beberapa bisnis kecil juga memperkerjakan anak kecil, atau salah satu saudara kandung mereka.

Memiliki bentuk bisnis monopoly seperti yang dilakukan Google adalah berbeda. Google tidak perlu khawatir untuk berkompetisi dengan siapa pun, dapat memperhatikan karyawan lebih baik, memiliki produk yang berpengaruh dan dibutuhkan di dunia. Google memiliki motto untuk “jangan jahat” (don’t be evil), hal tersebut menjadi penting dalam membentuk karakter anggota organisasi yang berhasil memperhatikan penting nya etika untuk menjaga kelangsungan bisnis jangka panjang. Dalam bisnis, “uang” menjadi hal yang penting. Dalam monopoli, sebuah bisnis dapat secara berkecukupan memikirkan hal selain menciptakan “uang”, dimana persaingan non-monopoli tidak dapat melakukan hal tersebut. Dalam bentuk persaingan sempurna (perfect competition), eksistensi bisnis hanya fokus terhadap margin keuntungan hari ini, dan tidak memberikan ruang bagi para pelaku usaha untuk memikirkan rencana jangka panjang selain menciptakan “uang”. Hanya satu hal yang dapat memungkinkan bisnis untuk melampaui perjuangan kasar sehari-hari demi bertahan hidup, yaitu keuntungan monopoli.

Sehingga monopoli dapat diartikan sebagai sesuatu hal yang bernilai positif terhadap pelaku usaha di dalam nya, bagaimana terhadap kalangan di luar pelaku usaha? Apakah laba yang terlalu besar datang dengan mengorbankan seluruh masyarakat? Sebenarnya, ya: Keuntungan keluar dari dompet pelanggan, dan monopoli pantas mendapatkan reputasi buruk mereka — tetapi hal ini hanya akan terjadi di dunia yang statis.

Dalam dunia yang statis, perusahaan monopoli hanyalah mengumpulkan uang sewa (rent collector). Jika Anda menyudutkan pasar untuk suatu hal, anda dapat menaikan harga sesuka anda; orang lain tidak punya pilihan selain membeli produk anda. Pikirkan permainan papan monopoly yang terkenal, ketika dadu di lempar dari satu pemain ke pemain yang lain, tetapi papan permainan tidak pernah berubah. Tidak ada cara untuk menang dengan menciptakan jenis pengembangan real estate yang baik, nilai properti relatif tetap dari waktu ke waktu, sehingga yang hanya anda dapat lakukan adalah membeli nya.

Namun demikian, dunia tidak bekerja statis, justru dunia bekerja secara dinamis. Kita dapat menemukan hal baru dan membuat suatu hal menjadi lebih baik. Monopoli yang kreatif, memberikan customer lebih banyak pilihan dengan beberapa kategori produk yang baru di dunia. Monopoli kreatif tidak hanya baik secara sosial, tetapi juga sebagai mesin yang sangat kuat untuk menjadikan lingkungan sosial menjadi lebih baik.

Persaingan membuat anda lupa untuk memikirkan tentang hal apa yang lebih penting ketimbang persaingan itu sendiri

Menurut Marx, orang bertengkar karena mereka berbeda. Kaum proletar berkelahi dengan kaum borjuis karena mereka memiliki perbedaan ide dan tujuan. Semakin banyak perbedaan yang ada, maka semakin besar peluang untuk terjadi konflik. Sebaliknya menurut Shakespeare, setiap pejuang terlihat kurang lebih sama, dan sama sekali tidak jelas mengapa mereka harus bertarung karena tidak ada yang perlu diperdebatkan. Seperti Romeo dan Juliet, kedua nya sama-sama berasal dari lingkungan yang tidak jauh berbeda, namun mereka saling membenci. Mereka tumbuh lebih mirip ketika pertikaian meningkat. Akhirnya, mereka lupa mengapa mereka mulai bertarung sejak awal.

Dalam dunia bisnis, setidaknya, Shakespeare menjadi panduan yang lebih unggul. Di dalam sebuah perusahaan, orang menjadi terobsesi dengan pesaing mereka untuk kemajuan karier. Kemudian perusahaan itu sendiri menjadi terobsesi dengan pesaing mereka di pasar. Di tengah-tengah semua drama manusia, orang-orang kehilangan pandangan tentang apa yang penting dan fokus pada persaingan mereka sendiri.

Bergerak terakhir dapat menjadi unggul

Jangan khawatir apabila anda baru memulai bergerak dalam suatu bidang terakhir dan tidak menjadi penggerak pertama. Karena yang terakhir tetap bisa menjadi yang pertama. Mungkin anda pernah mendengar perkataan tentang “keuntungan ada pada yang bergerak pertama” (first mover advantage). Ketika anda menjadi orang pertama masuk kedalam pasar, maka anda bisa mendapatkan bagian pasar yang sangat signifikan, ketika para competitor baru mulai mencoba masuk ke dalam pasar anda. Hal itu bisa saja benar, tetapi bergerak cepat hanya sebuah taktik, bukan tujuan utama. Hal yang sangat penting adalah bagaimana menciptakan aliran uang di masa depan, dan menjadi penggerak pertama tidak menjamin bisnis anda tetap dapat bertahan dalam jangka panjang, karena pesaing anda akan terus mencoba mengambil pasar dari pangkuan anda. Akan lebih baik menjadi penggerak terakhir, yaitu untuk membuat pengembangan produk yang lebih baik, pada pasar spesifik, dan mengambil keuntungan beberapa tahun kedepan dari keuntungan monopoly.

Wellcode.io Team

Leading high-tech Indonesia Startup Digital - which serves the community with revolutionary products, system development, and information technology infrastructure

You may also like

TAX

PPN atas Pembelian Agunan : Apa, Bagaimana, dan Dampaknya terhadap Wajib Pajak?

Taxsam.co Team | 29 SEP 2023

TAX

Terima Fasilitas Kesehatan dari Kantor Kena Pajak Nggak, Ya?

Taxsam.co Team | 22 SEP 2023

TAX

Pajak Judi Online di Indonesia? Mungkin Nggak, Sih?

Taxsam.co Team | 22 SEP 2023