Kevin Systrom pendiri Instagram - Situs media berbagi foto terbesar dunia

Kevin Yok Systrom lahir di Holliston, Massachusetts pada tanggal 30 Desember tahun 1983 adalah seorang ahli pemrograman komputer dan pengusaha berkebangsaan Amerika. Kevin terkenal karena karya digital nya yang fenomenal di dunia bernama Instagram sebagai situs berbagi foto terbesar di dunia, yang didirikan bersama teman nya Mike Krieger. Saat ini Kevin terdaftar di Forbes sebagai pria terkaya di dunia dibawah umur 40 dengan kekayaan bersih pada tahun 2019 sekitar US$ 1.4 Miliar (IDR 20.3 Triliun, kurs Rp. 14,500). Dibawah kepengurusan Kevin sebagai CEO, Instagram telah menjadi aplikasi yang sangat cepat berkembang, hampir dengan 800 juta pengguna bulanan di bulan September 2017. Kevin dikabarkan telah mengundurkan diri sebagai CEO Instagram sejak tanggal 24 September 2018. Kevin pertama kali masuk ke dunia Startup setelah terpilih sebagai salah satu dari dua belas siswa untuk berpartisipasi dalam Program Mayfield Fellows di Stanford University.

Kevin pernah bersekolah di Middlesex School di Concord, Massachusetts, di mana ia diperkenalkan dengan pemrograman komputer. Kevin masuk ke Universitas Stanford dan lulus pada tahun 2006 dengan gelar sarjana di bidang ilmu dan teknik manajemen. Setelah lulus dari Stanford, ia bergabung dengan Google dan bekerja pada produk-produk seperti Gmail, Kalender Google, Documents, Spreadsheets, dan produk lainnya. Kevin menghabiskan dua tahun di Google sebagai pemasar produk. Kevin mengundurkan diri dari Google karena merasa frustrasi tidak pernah di ikutsertakan dalam program Associate Product Manager.

Setelah meninggalkan Google, Kevin bergabung dengan Nextstop (perusahaan digital yang merekomendasi tempat tertentu), salah satu Startup yang didirikan oleh mantan karyawan Google, dan di akuisisi oleh Facebook pada tahun 2010. Kevin membuat sebuah prototipe yang kemudian diberi nama “Burbn” yang kemudian ditawarkan kepada Baseline Ventures dan Andreessen Horowitz pada sebuah pesta.

Sebuah ide ketika mengambil foto bersama pacarnya saat berlibur di Meksiko

Kevin mendapatkan ide dari pengembangan produk nya pada saat berlibur di Meksiko ketika pacarnya tidak mau melakukan posting fotonya karena mereka berdua tidak terlihat bagus ketika gambar nya diambil dengan menggunakan handphone milik nya. Sehingga Kevin terpikirkan untuk mengembangkan sebuah aplikasi yang dapat meningkatkan kualitas gambar dari foto-foto tersebut, bernama X-Pro II filter yang saat ini masih digunakan sebagai salah satu fitur dalam Instagram.

Pada tahun 2010, Kevin mendirikan perusahaan yang bergerak di bidang sosial media dan mengembangkan situs berbagi foto dan video dengan Mike Krieger di San Fransisco, California. Pada tahun 2012, Instagram beserta 13 karyawan nya, dijual ke perusahaan Facebook dengan harga US$ 1 miliar (IDR 9.7 Triliun, tahun 2012, kurs Rp. 9,700) dengan uang tunai dan saham.  Proses akuisisi Facebook – Instagram, terjadi ketika Mark Zuckerberg mengatakan bahwa Facebook berkomitmen untuk membangun dan menumbuhkan Instagram secara mandiri, membuat Kevin dapat meneruskan kepemimpinan nya dalam pengembangan Instagram masa depan. Saat ditanya mengenai alasan nya setuju dengan akuisisi dengan Facebook, adalah karena dia percaya untuk mengembangkan Instagram lebih baik, mereka harus bekerja sama dengan perusahaan raksasa Facebook. Sehingga segenap team nya dapat lebih memahami cara mengembangkan dan membangun bisnis di bidang sosial media, memilki sumber daya manusia terbaik, dan Instagram memiliki manfaat yang besar dari kerja sama tersebut.  

Membuat bisnis dengan melihat masalah simple dan memberikan solusi secara simple

Dalam proses kemajuan bisnis yang cepat, Instagram dianggap bukan hanya beruntung, tetapi juga karena Instagram mampu menyelesaikan masalah yang nyata. Kevin berkata bahwa “seorang pengusaha yang brilian tidak boleh takut untuk memberikan solusi simple terhadap permasalahan simple”. Instagram menurut Kevin fokus terhadap 3 permasalahan simple, (i) membuat foto anda lebih bagus, (ii) membagikan nya kepada jejaring media sosial, serta (iii) mengupload nya secara cepat dan mudah.

Pada saat anda melakukan kekeliruan dalam mengembangkan bisnis anda, jangan takut untuk mengganti arah (pivot). Kevin pernah mengembangkan Brurbn (aplikasi check-in dan pengambilan foto), namun aplikasi tersebut tidak mendapatkan banyak daya tarik dari segi check-in nya dan lebih digunakan untuk berbagi foto. Setelah melihat perilaku pengguna aplikasi, Kevin memutuskan untuk mengambil arah lain dengan membuat aplikasi media berbagi foto bernama Instagram. Pada saat pertama kali peluncuran nya, Instagram telah digunakan untuk mengupload foto sebanyak 25,000. Tanpa mendengarkan pelanggan, maka anda tidak pernah mengambil arah lain.

Pelajaran untuk selalu memperhatikan perilaku pelanggan ketimbang mendengarkan perkataan mereka: “memperhatikan perilaku customer lebih penting daripada mendengarkan perkataan mereka”.

Pelajaran yang paling penting dari kesuksesan Kevin, adalah “anda harus mengikuti apa yang customer anda suka, jika anda dapat mengetahui secara tepat faktor psikologis pengguna dan mendengarkan para pengguna aplikasi anda, serta dapat melihat apa yang mereka fokus dan apa yang mereka abaikan dari penggunaan aplikasi anda, anda akan menemukan titik cerah dalam mengembangkan produk anda”.  

Kevin juga menambahkan bahwa anda perlu memastikan untuk selalu memotong hal-hal yang tidak berhasil, yang tidak populer, dan fokus pada peningkatan fitur yang lebih banyak digunakan oleh pengguna secara terus menerus. Setiap saat perusahaan yang anda pimpin mungkin mengalami krisis identitas dan mencari tahu dari waktu ke waktu, namun menurut Kevin yang terpenting adalah justru mengetahui hal-hal yang memang dibutuhkan oleh customer anda dan membuang fitur yang tidak dibutuhkan. Kevin percaya bahwa penting untuk anda memperhatikan perilaku pengguna yang menggunakan produk anda, di samping mendengarkan apa kata-kata mereka, menurut Kevin “Behavior speaks much louder than words and It’s all about feedback based on behavior”.

Pelajaran dalam membentuk formasi team dalam mengembangkan sebuah organisasi: “buatlah organisasi dengan susunan team yang kecil terdiri dari orang-orang terbaik”

Kevin mengatakan bahwa dalam pengembangan produk nya, dia selalu memiliki team yang kecil dan itu menjadi kekuatan terbesar Instagram. Menurut Kevin, lebih penting untuk anda bekerja sama dengan orang-orang yang peduli dengan produk anda secara mendetail, anda harus memastikan bahwa orang-orang yang bekerja sama dengan anda adalah orang yang terbaik di bidang nya. Produk perusahaan yang hebat datang dari orang-orang hebat. Lebih baik anda memiliki team kecil yang hebat, daripada anda memiliki team besar yang biasa-biasa saja.

Ketika anda melakukan program recruitment untuk membuat sebuah team, maka anda harus mencari orang yang bergairah (passion). Menurut Kevin, orang yang pintar adalah orang yang penuh gairah. Ketika anda bertanya apa yang mereka kuasai dan apa yang mereka sukai, biasanya mereka dapat menjelaskannya dengan cara yang membuat Anda terinspirasi tentang sesuatu. Dalam mencari orang untuk bekerja sama, Kevin tidak suka pertanyaan seperti mengasah otak atau semacamnya. Kami hanya ingin menyelesaikan masalah yang simple dengan solusi yang simple. Ketika kami menemukan masalah teknis, maka kita akan bekerja bersama untuk mencari jawaban nya.

Pelajaran dalam mengenalkan produk anda ke pasaran: “fokus, fokus, fokus, fokus, …….”

Ketika anda mengenalkan bisnis anda ke masyarakat, anda harus dapat menjelaskan produk dan membuat pengguna memahaminya dalam 30 detik. Jelaskan proposisi nilai bisnis anda dan apa yang membuat anda unik dalam 30 detik. Jelaskan mengapa mereka membutuhkan produk anda dalam 30 detik. Jika anda melampaui itu, anda telah kehilangan perhatian orang. Kevin mengatakan penting untuk memotong lemak (bagian tidak penting) dari suatu produk. Dia mengatakan untuk tetap fokus pada produk inti Anda, jangan melakukan terlalu banyak, dan potong semua yang tidak penting bagi kesuksesan produk Anda. Melakukan terlalu banyak dapat menciptakan hambatan dan menghambat kemampuan Anda untuk menyelesaikan sesuatu.

Biarkan diri anda sedikit gila terhadap suatu hal dan jangan biarkan anda jatuh ke jurang ketakutan diri anda sendiri

Menurut Kevin, ketakutan terhadap suatu hal adalah salah satu alasan mengapa orang tidak dapat melakukan hal-hal terbesar di dunia. Ketika orang-orang memiliki hasrat, mereka akan menahan diri karena ketakutan nya sendiri. Kevin percaya bahwa setiap orang memiliki bakat untuk melakukan sesuatu, namun untuk mengimplementasikan nya dan menciptakan hal besar, anda mungkin terkendala karena ketakutan diri anda sendiri. Salah satu jalan keluar dari ketakutan anda tersebut adalah biarkan diri anda sedikit gila dan tidak peduli terhadap apa yang terjadi ketika anda gagal.

Wellcode.io Team

Leading high-tech Indonesia Startup Digital - which serves the community with revolutionary products, system development, and information technology infrastructure