Menggunakan Business Model Canvas untuk Brainstorming Ide Bisnis-mu
Hei sebelum baca join pinterusaha.ai dulu yuk biar bisnis kamu naik level!
Menggunakan Business Model Canvas (BMC) dapat memberikan sketsa kasar dari ide bisnis dan menciptakan struktur rencana bisnis tanpa bertele-tele. BMC menggambarkan alasan rasional sebuah organisasi untuk menciptakan, memberikan, dan menangkap value. Selain itu juga menyediakan akses untuk berbagi model bisnis secara efektif dengan karyawan, investor, atau mitra. Ketika suatu organisasi tidak memahami model bisnis mereka, mereka akan mengalami gangguan besar dalam komunikasi dan pembuatan tujuan. Untuk memahami model bisnis, BMC lebih baik dibandingkan menggunakan business plan lengkap sebanyak 40 halaman, karena lebih ringkas dan menghemat waktu.
Sisi kanan BMC berfokus pada pelanggan (eksternal), sedangkan sisi kiri berfokus pada bisnis (internal). Baik faktor eksternal dan internal disatukan dengan Value Proposition, yang merupakan pertukaran value antara bisnis dan pelanggan/klien. Instruksi ini membutuhkan designer untuk memahami semua aspek ide atau organisasi. Designer setidaknya harus memiliki pengetahuan bisnis secara umum, agar BMC dapat digunakan dan diakses oleh co-founder dan karyawan. Selain itu, keterampilan dasar organisasi, komunikasi, dan kerja tim diperlukan untuk membuat BMC secara efektif.
BMC ini populer di kalangan pengusaha dan intrapreneur untuk inovasi model bisnis. Pada dasarnya, secara umum BMC menyediakan tiga hal, yaitu:
Fokus: Membuang 40 halaman lebih mengenai business plan tradisional.
Fleksibilitas: Jauh lebih mudah untuk mengubah-ubah model dan mencoba berbagai hal (dari perspektif perencanaan) dengan sesuatu yang ada di dalam satu halaman.
Transparansi: Tim akan memiliki waktu yang jauh lebih mudah untuk memahami model bisnis dan akan lebih mungkin untuk menerima visi ketika diletakkan di satu halaman.
Selain itu alasan menggunakan BMC adalah sebagai berikut:
- Dibutuhkan untuk memberi gambaran cepat mengenai kebutuhan ide bisnis.
- Dengan menggunakannya dapat membantu kita memahami bisnis dan untuk melalui proses mengenai ide dan bagaimana merubahnya menjadi suatu bisnis.
- BMC menyoroti bagaimana keputusan pelanggan dapat memengaruhi penggunaan sistem bisnis.
- Dapat memperjelas semua orang tentang bagaimana bisnis akan dijalani.
Elemen-elemen pada BMC memberikan pandangan yang koheren mengenai penggerak utama (key drivers) bisnis. Dengan memahami elemen yang ada dalam BMC, akan lebih mudah untuk kemudian menggunakannya saat membentuk bisnis.
Value Propositions adalah dasar untuk setiap bisnis / produk. Ini adalah konsep dasar pertukaran value antara bisnis dan pelanggan/klien. Secara umum, value ditukar dengan uang ketika masalah diselesaikan atau rasa sakit berkurang untuk pelanggan yang dilakukan oleh bisnis.
Pertanyaan bagus untuk diajukan ketika mendefinisikan bisnis/produk:
- Apa masalah yang saya pecahkan?
- Mengapa seseorang ingin masalah ini diselesaikan?
- Apa motivator yang mendasari masalah ini?
Tips:
- Cara yang baik untuk mendekati pengguna/pelanggan adalah dengan melihat customer segment dan mencari tahu di sebelah mana produk/layanan ini dapat memecahkan masalah bagi pelanggan, berdasarkan Maslow’s Hierarchy of Needs.
- Jika bisnis yang dijual B2B maka kamu akan menjadi key partner dalam mencapai Value Proposition perusahaan yang kamu tawarkan untuk pelanggan mereka.
- Penting untuk memiliki konteks seputar tujuan yang ingin dicapai perusahaan untuk Customer Segments mereka dan di mana bisnis / produk / layanan cocok dengan value chain.
Customer Segment adalah praktik membagi basis pelanggan menjadi kelompok-kelompok individu yang serupa dalam cara-cara tertentu, seperti usia, jenis kelamin, minat, dan kebiasaan belanja. Ketika mengisi Customer Segment munculkan dalam benak pertanyaan-pertanyaan seperti:
- Siapa pelanggannya?
- Apa yang mereka pikirkan? Lihat? Merasa? Melakukan?
- Apakah produk ini akan menarik minat dewasa muda berumur 20 hingga 30 atau remaja?
- Apa karakteristik orang yang mencari value proposition dari bisnis ini?
Hal lain yang perlu diukur adalah mengerti market size, dan berapa orang yang kira-kira dapat masuk ke Customer Segment. Dengan mengetahuinya pemahaman mengenai micro dan macro perspective dapat dimengerti. Tempat yang tepat untuk mengerti pelanggan adalah dengan membentuk persona pelanggan di tiap Customer Segments.
Channels didefinisikan sebagai jalan di mana pelanggan Anda melakukan kontak dengan bisnis Anda dan menjadi bagian dari siklus penjualan Anda. Ini umumnya tercakup dalam rencana pemasaran untuk bisnis Anda.
Pertanyaan bagus untuk ditanyakan saat mengidentifikasi saluran untuk menjangkau pelanggan Anda adalah:
- Bagaimana cara memberi tahu customer segment tentang value propositions?
- Dimana pelanggan potensial?
- Apakah mereka ada di media sosial?
- Apakah mereka mengendarai mobil mereka dan mendengarkan radio?
- Apakah mereka ada di acara atau konferensi?
- Apakah mereka menonton TV pada jam 7 malam pada hari Jumat?
Dengan mengetahui dan menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, channels yang berpotensi untuk memasarkan produk akan mengerucut.
Contoh Channels:
- Media sosial
- Public Speaking
- Surat elektronik (pemasaran email)
- Jaringan
- SEM (Search Engine Marketing)
- SEO (Search Engine Optimisation)
- Viral marketing
- Iklan sosial
- Pameran perdagangan
- Pemasaran konten
- Pembangunan komunitas
- Iklan offline (papan iklan, TV, radio)
Penting bagi bisnis untuk mengetahui dan memahami bagaimana menjangkau pelanggan.
Customer Relationships didefinisikan sebagai bagaimana suatu bisnis berinteraksi dengan pelanggannya. Oke, jadi kita tahu Value Proposition dan telah mengembangkan Personas untuk lebih memahami Customer Segments kita atau 'pelanggan', tetapi apa hubungan yang kita jalin dengan pelanggan? Bagaimana berinteraksi dengan pelanggan melalui 'journey' mereka? Jadi, apakah bertemu langsung? Atau lewat telepon? Atau apakah bisnis sebagian besar dijalankan secara online sehingga hubungannya juga akan secara online?
Contoh:
- Langsung (satu ke satu)
- Kontraktor pihak ketiga
- Online
- Events (satu ke banyak)
- Telepon
Langkah yang sangat membantu adalah membuat User Journey Map dari pelanggan saat mereka berinteraksi dengan bisnis kita. Ini membantu memperjelas poin keterlibatan antara kita, pelanggan, dan mode yang digunakan untuk menjalin hubungan dengan pelanggan. Selain itu, akan membantu mendefinisikan operasi sebagai bisnis dan juga membantu mengidentifikasi peluang untuk otomatisasi.
Revenue Streams didefinisikan sebagai cara bisnis mengubah Value Proposition atau solusi dari masalah pelanggan menjadi keuntungan finansial. Penting juga untuk memahami penetapan harga bisnis sesuai dan layak dengan solusi yang ditawarkan untuk menyelesaikan masalah pelanggan. Bagaimana bisnis memperoleh pendapatan dari value propositions? Tetapi tetap mendapatkan penghasilan?
Berikut bermacam revenue models yang berbeda:
- Bayar per produk (bayar per tampilan)
- Biaya untuk layanan
- Harga tetap
- Subscription
- Dividen
- Referral feeds
- Freemium
- Keuntungan ekuitas
Key Activities dari bisnis/produk adalah tindakan yang dilakukan bisnis untuk mencapai value proposition bagi pelanggan.
Pertanyaan untuk ditanyakan saat mengisi:
- Apa hal unik strategis yang dilakukan bisnis untuk menyampaikan proposisinya?
- Kegiatan apa yang dilakukan bisnis dalam mencapai value proposition bagi pelanggan?
- Apa sumber daya yang digunakan?
- Waktu?
- Keahlian?
- Distribusi produk?
- Pengembangan teknis?
- Strategi?
- Menawarkan sumber daya (manusia/jasa)?
- Tindakan apa yang dilakukan untuk mencapai value exchange?
Key Resources berarti sumber daya yang diperlukan bisnis Anda untuk melakukan bisnis. Sumber daya ini adalah apa yang diperlukan secara praktis untuk melakukan kegiatan bisnis. Aset strategis unik apa yang harus dimiliki bisnis untuk bersaing? Kemudian sumber daya praktis apa yang diperlukan untuk mencapai key activities (tindakan) bisnis?
Key Partnerships adalah daftar perusahaan/pemasok/pihak eksternal lain yang mungkin dibutuhkan untuk mencapai key activities dan memberikan value kepada pelanggan. Apa yang perusahaan bisa tidak lakukan agar dapat fokus pada Key Activities? Kemudian berlanjut ke ranah ‘jika bisnis saya tidak dapat mencapai value proposition secara mandiri, siapa lagi yang harus saya andalkan untuk melakukannya?’. Contoh dari hal ini adalah ‘jika saya menjual bahan makanan kepada pelanggan, saya mungkin memerlukan tukang roti lokal untuk memasok roti segar ke toko saya '. Mereka adalah key partner untuk mencapai nilai yang dijanjikan bisnis kepada pelanggan.
Nah karena sudah tau elemen-elemen yang ada pada BMC jangan lupa untuk menerapkannya pada bisnis Marketeers semua. Durasi waktu untuk membuat konsep BMC pertama biasanya memakan waktu dari satu jam hingga beberapa hari. Kadang kalian akan menemui kesulitan karenanya, tetapi jangan menyerah. Kreasi BMC paling berhasil saat dicetak pada permukaan besar atau digambar di papan tulis sehingga sekelompok orang dapat bersama-sama mulai membuat sketsa dan mendiskusikan elemen model bisnis dengan catatan, spidol atau Post-it. Selamat membuat BMC Marketeers!
Wellcode.io Team
Leading high-tech Indonesia Startup Digital - which serves the community with revolutionary products, system development, and information technology infrastructure