TECH
Facebook Protect Bakal Perketat Fitur Keamanan Pengguna
Setelah regulasi negara Eropa yang membatasi beberapa pengguan fitur Instagram dan Facebook Messengger, Raksasa media sosial ini pun berusaha melapisi sektor keamanan layanannya.
Melansir laman web Reuteurs, Jumat (25/12/2020) dilaporkan Facebook berencana akan menghadirkan fitur baru untuk keamanan akun pada tahun 2021.
Para pengguna akan dapat mengatur kunci keamanan fisik sebagai cara untuk memverifikasi identitas mereka sebelum login ke aplikasi mobile.
Nantinya pengguna dapat membeli kunci hardware dari peritel, dan mendaftarkannya ke Facebook.
Rencana ke depan
Facebook juga merencakanan perluasan program keamanan dengan meluncurkan Facebook Protect untuk akun terkenal seperti artis atau tokoh pemilu ke banyak akun di dunia pada tahun depan.
Saat ini program Facebook Protect baru tersedia di Amerika Serikat (AS). Fitur ini bisa menambahkan lapisan keamanan seperti two-factor authentication dan pemantauan real-time untuk potensi ancaman peretasan.
Berdasarkan keterangan yang dihimpun, fitur ini akan tersedia untuk pengguna seperti jurnalis dan aktivis hak asasi manusia, yang berisiko lebih tinggi menjadi sasaran peretasan canggih.
Sentil pengguna yang like hoax informasi COVID-19
Sementara itu, Facebook akan mulai memberitahukan kepada penggunanya yang telah berbagi, mengomentari, atau menyukai postingan hoax terkait pandemi COVID-19.
Sentil pengguna yang like hoax informasi COVID-19
Sementara itu, Facebook akan mulai memberitahukan kepada penggunanya yang telah berbagi, mengomentari, atau menyukai postingan hoax terkait pandemi COVID-19.
Dengan mengklik pemberitahuan dari Facebook, pengguna akan diarahkan pada halaman yang menampilkan informasi mengapa postingan tersebut dihapus dari Facebook.
Lalu juga adanya tindakan tindakan lanjut seperti opsi untuk berhenti berlangganan dari grup yang kerap membagikan postingan hoax.
Langkah Facebook untuk memperingatkan pengguna tentang info COVID-19 yang salah sebenarnya sudah dilakukan sejak April lalu, meski diakui bahwa strateginya tersebut belum optimal.
Dan pada bulan Desember ini, Facebook memutuskan untuk mulai menghapus informasi klaim palsu terkait vaksin COVID-19 dari platformnya.