TAX
Menilik Penerapan Sugar Tax
Dampak konsumsi gula berlebih
Manusia membutuhkan makanan untuk bertahan hidup. Makanan dengan gizi seimbang tentu saja akan membuat manusia menjadi sehat. Namun, di zaman yang serba instan ini kerap kali sulit menerapkan makan makanan yang bergizi. Karena manusia terbiasa dengan pola hidup yang tidak sehat. Hal ini menyebabkan tingkat obesitas menjadi meningkat drastis.
Obesitas terjadi bukan hanya di Indonesia saja, melainkan sudah terjadi secara global. Obesitas biasanya disebabkan karena mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung banyak gula dan makanan cepat saji. Obesitas memiliki beberapa dampak negatif untuk tubuh karena lemak memproduksi estrogen kadar tinggi, hal itu bisa meningkatkan risiko kanker serta menstimulasi perkembangan sel-sel kanker. Selain itu, kita juga lebih mudah terkena tekanan darah tinggi.
Mengingat banyaknya bahaya yang bisa disebabkan oleh konsumsi gula berlebih maka WHO merekomendasikan panduan terbaru agar anak-anak dan orang dewasa mengurangi asupan gula harian mereka hingga kurang dari 10% dari total asupan energi harian mereka. Pengurangan konsumsi gula di bawah 5% atau kira-kira 25 gram (6 sendok teh) per hari akan memberikan manfaat kesehatan yang lebih baik. Selain itu, perpajakan dipandang sebagai suatu hal yang efektif untuk mengurangi konsumsi dari suatu produk, khususnya dalam hal ini adalah produk yang mengandung gula berlebih. Oleh karena itu, WHO merekomendasikan kepada negara anggotanya agar menerapkan sugar tax.
Penerapan Sugar Tax di dunia
Penerapan sugar tax di beberapa negara memiliki hasil yang beragam. Misalnya, The Guardian meluncurkan studi bahwa di Meksiko, minuman tinggi gula dikenai pajak sebesar 10%. Hal itu telah menurunkan 12% penjualan minuman tinggi gula di Meksiko. Studi lainnya menyatakan bahwa mengurangi 40% kadar gula dalam minuman ringan serta jus buah selama lima tahun dapat mencegah 300.000 kasus diabetes di Inggris. Dampak lainnya adalah mencegah 1,5 juta orang dari obesitas. Di Australia, sebuah studi menemukan bahwa pengenaan pajak hingga 20% untuk produk-produk minuman ringan yang mengandung gula, akan menyelamatkan 1.600 nyawa dalam 25 tahun ke depan. Melalui sugar tax ini maka dapat mengurangi jumlah penderita diabetes, penderita jantung, bahkan stroke. Namun, industri minuman ringan memiliki pendapat lain tentang sugar tax. Mereka menyatakan bahwa peningkatan harga produk tinggi gula tidak akan menyelamatkan nyawa para konsumen, karena para konsumen akan mengganti minuman ringan tersebut dengan produk lainnya yang mengandung gula dan lemak. Para pakar kesehatan dari National Obesity Forum memaparkan bahwa peningkatan pajak yang direkomendasikan itu tidak akan cukup membuat jera para konsumen minuman tinggi gula dan tidak akan cukup mendorong mereka untuk beralih ke gaya hidup sehat.
Sumber:
Nama Pengarang: Michel Grignon
Judul Artikel: Taxing Free Sugar
Tahun Artikel: 2022
Publisher: Canadian Journal of Public Health