Steve Jobs, Filosofi Zen Buddhism, dan Terobosan Teknologi nya

Steven Paul Jobs lahir pada tanggal 24 Februari 1955 di San Fransisco, California, terlahir sebagai seorang anak yang siap di adopsi. Steve dikenal sebagai seorang pengusaha dan investor bisnis berkebangsaan Amerika. Steve dianggap telah menjadi pioner/pelopor revolusi industri microcomputer pada tahun 1970-1980 bersama Steve Wozniak salah satu pendiri Apple Inc. Dalam karir kesuksesan bisnis nya Steve pernah menjabat sebagai Chairman (Ketua Pimpinan) dan Chief Executive Officer (CEO) (Pimpinan eksekutif) Apple Inc, Chairman dan pemegang saham mayoritas Pixar, anggota direksi Walt Disney Company, serta pendiri, Chairman, dan CEO NeXT.

Steve Jobs pernah di drop-out dari kampus Reed College tahun 1972 dan tidak pernah melanjutkan kuliah nya

Steve pernah berkuliah di Reed College pada tahun 1972, dan di drop out pada tahun yang sama. Setelah itu Steve pernah melakukan perjalanan ke India pada tahun 1974 untuk mencari pencerahan dan mempelajari agama Zen Budhisme. Pada tahun 1976, Steve dan Wozniak mendirikan Apple dan menjual produk Apple pertama bernama Apple I sebuah computer personal. Steve dan Wozniak menjadi terkenal ketika menjual produk Apple II, sebagai produk massive komputer personal pertama yang sukses di pasaran. Steve melihat potensi komersial dari Xerox Alto pada tahun 1979 dengan produk inovasi komputer personal yang dilengkapi “mouse-driven” dan “graphical user interface” (GUI). Setelah itu Steve terinspirasi mengembangkan proyek Apple Lisa pada tahun 1983 yang gagal, kemudian diikuti terobosan Macintosh pada tahun 1984 produk massive pertama dengan GUI.

Steve Jobs gagal pada produk Apple Lisa dan Macintosh, serta dipecat dari jabatan CEO Apple

Steve dipaksa keluar dari Apple pada tahun 1985 setelah terjadi perebutan kekuasaan pada dewan perusahaan dan CEO saat itu, sehingga kedudukan Steve sebagai CEO digantikan oleh John Sculley. Saat itu dewan perusahaan mulai kehilangan kepercayaan karena Steve dianggap telah beberapa kali mengalami kegagalan dalam mengembangkan produk Apple Lisa dan Macintosh awal. Selain itu Steve juga dianggap sosok yang emosional dan sering memecat karyawan yang tidak menuruti hasrat yang tinggi terhadap kualitas dan desain produk Apple, mengakibatkan karyawan yang dipecat membocorkan teknologi Apple kepada perusahaan pesaing. Steve juga pernah dianggap oleh dewan perusahaan sebagai bom waktu karena ulah nya yang pernah menantang secara terang-terangan perusahaan IBM sebagai salah satu perusahaan raksasa yang bergerak di bidang industri komputer.

Steve Jobs bangkit dan mendirikan NeXT Computer dan Pixar Animation Studios

Pada tahun yang sama Jobs membawa beberapa anggota Apple bersama nya untuk mendirikan NeXT sebuah perusahaan pengembang platform komputer yang berspesialisasi pada pengembangan komputer pada sektor pasar pendidikan dan bisnis. Selain itu Steve juga membantu mengembangkan industri efek visual dan sempat mendanai divisi grafis komputer dari George Lucas’s Lucasfilm pada tahun 1986, dan berlanjut pada pembentukan perusahaan baru bernama Pixar, yang memproduksi film animasi 3D pertama bernama “Toy Story” pada tahun 1995 yang sukses di pasaran.

Steve Jobs ditarik kembali menjadi CEO Apple dan menyelamatkan Apple dari jurang kebangkrutan

Pada tahun 1997, Apple kemudian melakukan merger dengan NeXT, dan Steve kembali menjadi CEO pada perusahaan lama nya Apple beberapa bulan setelah merger dilakukan. Steve dianggap sebagai orang yang telah menyelamatkan Apple dari jurang kebangkrutan. Pada saat kembali ke Apple, dia bekerja sangat dekat dengan desainer produk bernama Jony Ive untuk mengembangkan lini produk lainnya, dan pada tahun 1997 Steve memulai kampanye bernama "Think different" yang mengarah ke pada produk Apple lain nya seperti iMac, iTunes, iTunes Store, Apple Store, iPod, iPhone, App Store, dan iPad. Pada tahun 2001, sistem operasi Apple original (Mac OS) diganti dengan Mac OS X yang benar-benar baru, berdasarkan platform NeXTSTEP NeXT, memberikan fondasi sistem operasi modern berbasis Unix untuk pertama kalinya.

Steve Jobs dengan filosofi desain Zen Buddhism

Desain estetis Steve atas produk-produk nya dipengaruhi oleh fondasi filosofi Zen dan Budhisme, ketika Steve melakukan perjalanan spiritual selama 7 bulan di India. Perasaan dan intuisi Steve sangat dipengaruhi oleh guru spiritual dekat Steve yang mengajarkan ilmu Budha di India. Steve juga belajar desain dari berbagai sumber seperti arsitektur modern yang kemudian mempengaruhi beberapa desain produk yang dikembangkan oleh Apple belakangan.

Steve Jobs tidak pernah membuat kode dan bukan seorang insinyur teknologi informasi

Menurut Wozniak, salah satu teman terdekat nya ketika mendirikan Apple, Steve tidak pernah membuat kode, dan bukan seorang insinyur, dan dia tidak pernah membuat suatu desain yang asli atau original berasal dari dirinya. Menurut Daniel Kottke, salah satu karyawan awal Apple, mengatakan bahwa Woz adalah seorang inovator dan penemu, sedangkan Steve adalah orang pemasaran.  Meskipun demikian, Steve dan Wozniak terdaftar sebagai penemu utama dan penemu bersama dari 346 Patent Amerika Serikat yang terkait dengan berbagai teknologi (computer, portable devices, user interface, touch based devices, speaker, keyboards, power adapters, etc.). Steve memiliki kontribusi yang banyak terhadap desain visual dan “rasa” produk yang di patent (look and feel of the products). Meskipun Steve bukan orang yang terlibat langsung dengan sisi teknik dan teknis produk, sebagai CEO Steve banyak melibatkan diri nya secara langsung dengan desain produk-produk Apple. Setelah kematian nya, Steve telah memenangi 141 patents dalam sengketa patents di Amerika, menjadikan diri nya sebagai seorang pemenang yang paling banyak dibanding inventor lain nya. Steve terdaftar telah memegang lebih dari 450 patents semasa hidup nya.

6 Pilar Filosofi Desain Steve Jobs

#1 Detail dan kualitas tinggi produk diatas segala nya

Dibawah kepemimpinan Steve, Apple menjadi terkenal karena tingkat seni desain yang tinggi. Steve terkenal sebagai orang yang sangat memperhatikan setiap detail desain (sebagai pilar pertama) yang mungkin terlihat tidak penting bagi konsumen. Pada suatu waktu Steve pernah menghabiskan banyak waktu untuk membuat papan sirkuit Macintosh pertama agar terlihat sangat cantik. Steve selalu menekan penting nya arsitektur produk agar terlihat bersih dan teratur. Steve percaya tingkat kedisiplinan terhadap detail yang tinggi akan membuat kesan yang mendalam bagi beberapa orang yang memperhatikan makna dan isi hati dari produk tersebut secara detail, dan hal tersebut menjadi faktor penentu loyalitas konsumen terhadap produk nya.

#2, 3, 4: empati, fokus, dan kualitas terbaik

Mike Markkula sebagai salah satu investor awal Apple dan figur seorang ayah bagi Steve, menulis “The Apple Marketing Philosophy” dapat dianggap menjadi DNA dasar Apple. Menurut Mike terdapat 3 poin penting filosofi pemasaran Apple, pertama adalah empati (sebagai pilar kedua), produk Apple dibangun dengan memperhatikan fondasi hubungan yang intim terhadap perasaan pelanggan. Apple mengklaim benar-benar memahami kebutuhan mereka lebih baik daripada perusahaan lain. Kedua adalah fokus (sebagai pilar ketiga), dalam memutuskan untuk membuat produk yang hebat, kami harus mengeliminasi semua peluang yang tidak penting bagi kami. Ketiga (sebagai pilar keempat) adalah menekankan keterkaitan Apple dengan penciptaan produk terbaik, kualitas tertinggi, dan perangkat yang sangat berguna bagi konsumen nya, Apple selalu mempresentasikan produk-produk nya secara kreatif dan professional, serta selalu menghubungkan keinginan customer dengan tingkat kualitas yang diinginkan.

#5 Ramah pengguna

Pilar kelima adalah Friendliness, atau yang disebut keramahan pengguna. Pada tahun-tahun awal era komputer, kebanyakan teknologi tinggi di desain dengan rumit dan memberi kesan hanya digunakan secara eksklusif oleh orang-orang berpendidikan tinggi. Dalam kepemimpinan Apple, Steve selalu mengutamakan teknologi bertingkat tinggi tetapi mudah dan ramah untuk digunakan. Hal tersebut merupakan salah satu desain strategi khusus untuk menarik konsumen yang awam dengan teknologi. Dalam mendesain sebuah produk, Steve bersikukuh untuk membuat produk nya terlihat ramah (friendly). Meskipun demikian Steve mengatakan bahwa desain tidak hanya berarti bentuk, namun juga berarti bagaimana perangkat tersebut bekerja dan digunakan.

#6 Kesederhanaan

Pilar keenam adalah kesederhanaan atau simplicity. Dalam mengembangkan produk nya Steve dikenal sebagai orang yang selalu menekankan kesederhanaan agar ramah terhadap orang awam. Desain bisa sangat sensitif terhadap pengguna, begitu pengguna melihat desain yang rumit dan sulit untuk di navigasi, bisa jadi konsumen akan merasa malas untuk membeli produk tersebut. Steve mengatakan bahwa desain yang selalu ditekankan pada produk Apple harus secara intuisi mudah digunakan. Steve selalu mengutamakan kesederhanaan produk diatas segala nya. Steve menyadari bahwa kesederhanaan harus didasarkan pada hal-hal yang berkaitan dengan perilaku dan kebiasaan konsumen. Untuk menciptakan produk dengan tingkat kesederhanaan yang relevan terhadap kebutuhan orang, Steve menekankan penting nya melakukan pemetaan terhadap hal-hal yang orang lakukan setiap hari di dunia nyata berdasarkan intuisi nya.

Steve dianggap seorang jenius karena kecerdasan nya dalam melihat kebiasaan dan perilaku konsumen elektronik. Ketika anda membuat suatu produk, anda harus membandingkan nya terhadap perilaku dan kebiasaan konsumen dalam melakukan rutinitas nya sehari-hari. Pertanyaan filosofi nya kemudian muncul, apakah produk anda mampu memudahkan kehidupan orang-orang dalam menjalankan rutinitas nya atau malah membuat nya rumit. Jika anda menginginkan produk yang sangat fenomenal di pasaran, anda harus memahami kebiasaan dan perilaku konsumen secara mendalam dan menempatkan produk anda pada posisi yang dapat memudahkan rutinitas mereka. Hal tersebut sangat kompleks dan sulit untuk dimengerti, karena kebiasaan dan perilaku seorang konsumen atau antar masyarakat yang berbeda bisa saja sangat variatif. Sehingga untuk memahami perilaku konsumen secara global, Steve selalu menekankan pentingnya keterikatan jiwa antara produk dengan pengguna. Hal tersebut merupakan salah satu alasan mengapa Steve dianggap super jenius, ketika diri nya dapat melihat koneksitas secara mendalam antar jiwa produk (souls of the product) yang dibuat dan pengguna yang menggunakan produk nya.

Wellcode.io Team

Leading high-tech Indonesia Startup Digital - which serves the community with revolutionary products, system development, and information technology infrastructure