NEWS

Wellcode.io – Face++ & FaceID; Peluang Perkembangan Teknologi Pengenal Wajah (Face Recognition) di Indonesia dan Dunia Tahun 2024 Mendatang

Wellcode.IO team | 19 JUL 2019

M. Fahrizal S. (CEO Wellcode.io – Pinterusaha.ai; personal business artificial intelligence) mengunjungi salah satu perusahaan pioner di China pada bidang teknologi bernama Face++ dan FaceID/MEGVII. Di sana ia bertemu Carolina (Sales Manager – Face++) dan Ken Huang (Sales Director for Overseas Market – FaceID/MEGVII). Menurut mereka teknologi yang dikembangkan oleh perusahaan nya adalah sebuah platform computer vision services yang dapat membantu melakukan pengenalan analisis gambar berbasis pembelajaran (deep learning).

Saat ini Face++ dan FaceID memiliki visi untuk mewujudkan Power Human dengan teknologi AI (artificial intelligence). Mereka percaya dengan kekuatan teknologi AI yang dikembangkan nya, mereka mampu memberikan pelayanan yang reliable bagi para pengembang dan customer. Sejak tahun 2012 hingga sekarang, hampir ribuan orang bahkan lebih yang telah menggunakan teknologi tersebut. Histori ini menjadikan brand perusahaan mereka menjadi salah satu perusahaan pengembang teknologi yang terkemuka di bidang computer vision services di pasaran Asia Pasifik dan Internasional. Bahkan saat ini Face++ telah mendapatkan berbagai penghargaan dunia karena teknologi di bidang pengenalan wajah (face recognition) yang dikembangkan nya.

Saat ini Face ++ telah dilengkapi algoritme terkini (up to date), yang menawarkan teknologi lebih efisien, efektif, dan reliable bagi customer. Face++ juga terus berusaha menjadi pengembang teknologi pengenalan wajah terdepan di dunia, dengan keahlian di bidang AI dan juga terus mengembangkan kapasitas nya di bidang pengenalan gambar, objek, dll. Face++ menawarkan teknologi nya secara gratis sebagai permulaan, dan memberikan opsi premium bagi customer yang menginginkan fitur tambahan.

Menurut M. Fahrizal S. teknologi ini sangat menarik dan telah diluncurkan oleh beberapa perusahaan raksasa teknologi seperti Facebook (DeepFace), Google (FaceNet), dan Amazon (Rekognition) dengan menggunakan teknologi Artificial Neural Network dan Algoritme khusus untuk mengenali wajah melalui multi-factor authentication. Di samping itu Microsoft, IBM, dan Megvii (Face++) juga telah bekerja sama untuk mengembangkan teknologi pengenalan wajah yang saat ini pasar nya terus berkemban pesat. Saat ini pasar terbesar di pimpin oleh Amerika Utara dengan pemain kunci Panasonic, Gemalto, NEC, FacePhi, Aware, dan Animetrics. Namun, perkembangan terpesat masih berada di Asia Pasifik. Nilai pasar nya cukup besar dan mencapai angka US$ 5 Miliar serta diramalkan mencapai angka US$ 10 Miliar pada tahun 2024 dengan CAGR (compound annual growth) sebesar 12.5 %.

Teknologi ini sangat menarik dan permintaan nya terus tumbuh, karena menawarkan sistem keamanan dengan teknologi yang lebih canggih dan reliable. Beberapa Pemerintahan di dunia bahkan saat ini sedang mendorong adopsi teknologi tersebut, seperti contoh nya beberapa Pemerintahan (seperti di Amerika Serikat) telah mendorong adopsi teknologi pengenalan wajah untuk keamanan di bandara. Permintaan Terhadap teknologi ini terus tumbuh karena berbagai industri di dunia membutuhkan sistem keamanan yang lebih memadai melalui teknologi multi-factor authentication seperti sensor sidik jari dan pengenalan wajah.

Menurut data yang di rilis oleh Mordor Intelligence (2019), diketahui bahwa saat ini sekitar 94 % smartphone memiliki fitur sensor sidik jari, namun pada tahun 2023 trend ini akan menurun 90 % dengan teknologi pengganti seperti pengenal wajah 3D sebagai teknologi standar untuk proses otentikasi nya. Selain itu pengembangan teknologi kamera 3D juga telah mendorong perkembangan pasar teknologi pengenalan wajah di tahun 2023 pada pengguna akhir (end-user) di bidang industri kesehatan, TIK, pembayaran, dan perdagangan. Pada tahun 2018 misal nya SensibleVision sebuah perusahaan di Florida telah meluncurkan produk bernama 3DWALLET, sebuah teknologi digunakan untuk para retailers menggantikan pembayaran melalui uang dan kartu kredit dengan menggunakan teknologi pengenalan wajah 3D yang dapat mengidentifikasi customer secara otomatis dan membebankan biaya kepada mereka ketika melakukan transaksi.

Menurut M. Fahrizal S. di Indonesia juga tengah mengalami perkembangan pasar bagi teknologi ini. Meskipun teknologi ini masih langka, namun sudah ada yang mengembangkan nya pertama kali di Indonesia bernama Nodeflux. Indonesia menurut nya menjadi salah satu pasar yang menarik bagi pengembang teknologi pengenal wajah, karena kompetitor nya masih sangat-sangat sedikit. Namun, dengan globalisasi teknologi dan penyebaran teknologi kamera 3D pada smartphone yang cepat, tidak menutup kemungkinan pada tahun 2024 mendatang teknologi ini akan menjamur di Indonesia.

Wellcode.io Team

Leading high-tech Indonesia Startup Digital - which serves the community with revolutionary products, system development, and information technology infrastructure

You may also like

TAX

PPN atas Pembelian Agunan : Apa, Bagaimana, dan Dampaknya terhadap Wajib Pajak?

Taxsam.co Team | 29 SEP 2023

TAX

Terima Fasilitas Kesehatan dari Kantor Kena Pajak Nggak, Ya?

Taxsam.co Team | 22 SEP 2023

TAX

Pajak Judi Online di Indonesia? Mungkin Nggak, Sih?

Taxsam.co Team | 22 SEP 2023