Goldman Sach Meningkatkan Estimasi Pendapatan, Sebab Saham Tesla Turun


Goldman Sach Meningkatkan Estimasi Pendapatan, Sebab Saham Tesla  Turun

Tesla mengalami paruh pertama tahun 2021 dengan kurang baik, sahamnya turun 5,3% tahun ini sementara S&P 500 telah membukukan kenaikan 16%.

Menurut Goldman Sachs Mark, peningkatan ekspektasi pendapatan menjadi 94 sen per saham dari 84 sen menjelang laporan pendapatan pada kuartal kedua Tesla yang akan berlangsung pada 26 Juli dengan target harga 12 bulan $860.

Baca Juga: Bukalapak Siap Terjun di Bursa, Berikut Harga Sahamnya

Saham Tesla turun sebanyak 2,5% , pada $668.54 pada hari Selasa, sedangkan S&P 500 uturn 0,4%. Awal pekan,Tesla akan meluncurkan literasi “rentang standar” dari Model Y dengan harga $42.500 untuk pasar China, sekitar 20% lebih murah dibandingkan rekannya.

Tesla juga mengandalkan pabriknya di China untuk memasok Model  ke Eropa sehingga dapat memulai produksi di Berlin pada tahun 2021 dan 2022. 

Menurut Delaney, ini akan membantu meningkatkan margin perusahaan karena ia percaya Model Y dengan kisaran standar buatan China menggunakan baterai LFP yang lebih murah.

Pasar mobil terbesar di dunia ini, akan tetap menjadi prioritas Tesla. Tetapi, beberapa investor khawatir tentang penjualan di China karena masalah yang sebelumnya seorang wanita yang melakukan protes terhadap perusahaan di pameran mobil Shanghai, mengakibatkan turun hampir 50%.

Baca Juga: Keuntungan Tesla dari Investasi Bitcoin

Namun, dampaknya mungkin tidak separah yang diperkirakan sebelumnya. Mengutip data dari Asosiasi Mobil Penumpang China menunjukan bahwa Tesla menjual 62.000 kendaraan Model 3 dan Model Y pada kuartal kedua dibandingkan dengan kuartal pertama yaitu 69.000.

Tesla memproduksi 387.000 kendaraan secara global untuk awal tahun 2021 dan mengirimkan 386.000 kendaraan. 

Delaney menyarankan perusahaan akan dibatasi pasokan, bukan karena permintaan tapi karena perusahaan sudah melampaui pengiriman dari awal tahun 2020.

Delaney memperingatkan kombinasi dari kekurangan Chip, biaya pengiriman yang tinggi, dan kenaikan harga input terus menimbulkan risiko pada target harganya.