Hosain Rahman; Bagaimana cara Mendesain Produk Hardware

Belajar bikin startup, sambil belajar pembukuan startup/bisnismu dulu di pinterusaha.ai


Hosain Rahman adalah pengusaha asal Amerika yang dikenal sebagai CEO & Co-Founder wearable technology company bernama Aliph (Jawbone). Rahman lulus dari Stanford University dengan gelar di bidang teknik mesin. Rahman terkenal karena keberhasilan nya menciptakan sebuah perangkat yang sangat berguna melalui perpaduan teknologi yang inovatif dan desain yang stylish. Beberapa teknologi yang pernah dikembangkan adalah teknologi military-grade noise-canceling untuk U.S. Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA). Pada tahun 2004 Jawbone berhasil merilis teknologi headset wireless pertama dan ditampilkan ke dunia sebagai karya artistik. Mari kita lihat bagaimana nasihat Rahman kepada para pemula pendiri startup.

Saya melihat dunia sebagai interseksi dari sebuah inovasi engineering, fungsionalitas dan desain yang indah, dan hal yang paling penting adalah bagaimana saya dapat membuat orang-orang hidup lebih baik dengan teknologi. Saya melihat diri kami sendiri sebagai perpaduan antara hardware, software, dan data. Ketiga nya adalah alat yang sama untuk membuka dunia menjadi lebih mudah. Hal ini tidak mudah, karena biasa nya seseorang yang hebat di bidang software, tetapi tidak membuat hardware, dan sebaliknya. Ketika anda menempatkan perpaduan yang pas terhadap hal-hal tersebut anda akan melihat interseksi yang menarik dalam perusahaan anda.  

Membuat roadmap untuk perjalanan jangka panjang startup

Sebelum anda memulai semua nya, adan terlebih dahulu harus membuat sebuah map untuk pencapaian perjalanan jangka panjang perusahaan anda. Pertama anda memulai dengan melakukan validasi terhadap sebuah konsep, yang semula abstrak, kemudian anda akan melakukan penghalusan terhadap konsep tersebut. Hingga akhir nya anda mulai membangun sebuah produk dan meluncurkan nya. Dalam tahapan awal, anda memulai semua nya dari sebuah visi dan pandangan anda terhadap dunia serta strategi apa yang anda rancang untuk mencapai nya. Anda akan berimajinasi tentang banyak hal seperti kesan brand, disrupsi, dan masa depan. Kemudian anda memulai untuk melakukan validasi terhadap gagasan tersebut. Hal ini akan seperti pembuatan hipotesis, bagaimana anda membuat sebuah asumsi dan kesimpulan, serta melakukan validasi terhadap asumsi-asumsi yang telah anda buat berdasarkan data empiris.

Mengimplementasikan sebuah ide

Ketika anda selesai membuat asumsi, anda akan memulai tahapan konkrit untuk melakukan eksekusi terhadap ide-ide anda. Anda harus memikirkan trade-off dari semua kreativitas yang anda tumpahkan dengan realitas yang ingin anda wujudkan kedalam sebuah produk, kemudian anda juga mulai memperhatikan bagaimana trade-off dan keterbatasan-keterbatasan yang ada untuk mewujudkan ide tersebut. Mulai dengan landasan asumsi tentang bagaimana anda hendak menyelesaikan masalah melalui produk yang anda buat, kemudian mengimplementasikan nya melalui produk yang anda buat. Hingga anda dapat melihat bagaimana respons para user yang menggunakan produk anda.

Mendapatkan feedback dari para user

Kemudian anda mulai menyadari, apa yang telah anda capai melalui produk tersebut, dan apa yang belum anda capai, melalui hasil feedback dari user. Lalu anda mulai mempelajari kesesuaian ide-ide dan asumsi awal serta bagaimana hal tersebut mulai mengubah gagasan awal anda. Anda mungkin membutuhkan sebuah tim di bidang R&D yang berpartisipasi dalam pengembangan produk dan engineering di bidang software dan hardware, yang saling berdiskusi tentang pengembangan produk dan feedback dari para calon user produk anda. Pertanyaan mulai mengalir tentang bagaimana membuat hal ini bekerja? mengapa harus memilih yang ini? bagaimana cara membangun ini? berapa biaya dan budget untuk membangun ini? dll. Dalam proses ini, anda benar-benar melakukan validasi apakah tim anda benar-benar mampu membuat produk tersebut.

Mendesain sebuah produk

Tahapan berikut nya kemudian adalah fase konsep. Ketika peranan dari tim R&D mulai bergeser kepada product experience team. Anda mulai berfokus pada tahapan desain software dan hardware serta memikirkan dampak nya terhadap pengalaman yang ingin anda berikan kepada user produk anda. Anda harus secara tepat berpikir “permasalahan apa yang paling penting untuk dipecahkan oleh produk anda” Pada tahap ini anda mulai bertanya-tanya tentang mengapa produk anda berbeda dari kompetitor dan kategori yang ada, dan bagaimana anda ingin mewujudkan nya?

Mendesain sebuah rencana bisnis (business plan)

Tahap berikut nya adalah ada pada beban Product Managers, yaitu orang-orang yang bertanggung jawab untuk mendesain sebuah rencana bisnis. Kapan produk di luncurkan, kapan produk tersebut di pasarkan kepada user, dan bagaimana siklus produk nya. Mereka adalah orang-orang yang membuat prototipe dari sebuah produk. Mereka mulai memikirkan banyaknya opsi trade-off. Pada tim ini, orang-orang akan berbicara tentang apa yang anda buat? apa yang anda tidak dapat lakukan? bagaimana cara anda melakukan nya? Selain itu anda juga berbicara mengenai trade-off antara tampilan dan fungsionalitas yang dikembangkan dalam produk anda. Pada tahapan ini, anda akan melakukan sintesis tentang semua ide-ide dan asumsi sehingga akhir nya anda memutuskan untuk menentukan pengembangan produk MVP (minimum viable product).

Mengembangkan sebuah produk

Tahapan berikut nya adalah pada fase pengembangan produk (product development), yang dipimpin oleh produk manajemen. Anda mulai menuju tahapan yang semakin dalam. Pada tahap ini anda mengatur jadwal product shipping, engagement, inovasi, dan bagaimana anda bisa mewujudkan semua nya. Ketika tim kami mengembangkan produk, kami benar-benar beruntung dapat memiliki banyak waktu untuk memperhatikan setiap detail terhadap produk yang sedang kami kembangkan, dan kami berfokus bagaimana menciptakan kesan ajaib kepada calon user kami, serta bagaimana mereka merasakan produk tersebut.

Produk yang menyelesaikan masalah para user

Ketika anda berpikir dalam jangkauan yang lebih luas, anda harus memiliki kerangka pemikiran yang jelas untuk menjawab semua pertanyaan seputar produk yang anda sedang kembangkan. Mulai dari kata “mengapa”, yang menjadi artikulasi dari masalah yang ingin anda pecahkan. Anda harus membuat landasan yang membuat konsep anda dapat di eksekusi (actionable concept). Anda harus memulai dengan sebuah pertanyaan simple “masalah apa yang ingin anda pecahkan melalui serangkaian eksperimen produk yang anda lakukan” Tim kami berhasil memecahkan masalah yang user hadapi, ketika kami meluncurkan produk headset wireless pada tahun 2010, yang saat itu produk tersebut tidak ada di pasaran (0%). Pada tahun 2013, produk headset wireless hampir menguasai sekitar 78 % pasar. Jadi di sini saya ingin mengingatkan kepada anda pertanyaan “Mengapa” menjadi hal yang sangat penting. Fokus terhadap masalah apa yang ingin anda pecahkan.

Ada banyak strategi yang menarik untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh calon user. Pertama tentang bagaimana anda bisa menghasilkan keuntungan dari produk yang anda jual, kedua tentang bagaimana kami tetap membuat produk yang hebat, terus maju, dan melakukan hal yang sangat menyenangkan. Kami melakukan kedua nya secara bersamaan.

Pada tahapan ini, anda tetap harus berpikir apa yang akan terjadi di masa depan, dan bagaimana produk anda bisa tetap relevan dengan masa depan. Tim kami terus melakukan ini dengan berusaha untuk merasakan bagaimana hidup di masa depan, bermimpi tentang masa depan, dan melakukan perbaikan gradual secara bertahap untuk mencapai kesana. Kami berpikir bahwa kami adalah sebuah “experiences company”, ini bukan hanya tentang bentuk fisik dari sebuah produk tetapi juga tentang sistem, bagaimana kami bisa menyatukan semua nya dan terus melakukan inovasi.

Produk yang sangat berkesan kepada para user

Ketika kami mulai memikirkan tentang kesan apa yang ingin kami berikan kepada para calon user, maka kami mulai dari sebuah sistem dan bagaimana cara membuat hubungan emosional dengan para user. Saya selalu memikirkan sebuah kerangka untuk menjawab semua tantangan ini, dan menjadi acuan bagi seluruh team, untuk menjawab pertanyaan apa yang kami lakukan? mengapa kami melakukan nya? bagaimana cara nya itu bekerja? dan bagaimana cara kita membuat nya?

Berbicara dengan calon user

Proses untuk menemukan pengalaman user yang baik terhadap produk kita, dimulai dari proses mendengarkan dan berbicara dengan para user anda. Kami berbicara tentang hal tertentu, hingga akhir nya kami dapat menemukan sebuah wawasan kunci. Kemudian kami membuat konsep nya dan mulai untuk membangun nya. Hal yang perlu anda lakukan ketika melakukan proses ini, adalah membuat list permasalahan yang dihadapi oleh para user anda.

Sam (Q): Bagaimana anda menyeimbangkan tentang fakta bahwa user tidak akan pernah membayar seharga $200 untuk sebuah speaker wireless.

Rahman (A): Tentu dengan melakukan riset terhadap user. Ada beberapa layer untuk melakukan riset user, anda dapat bertanya tentang banyak seperti kebiasaan dan bagaimana produk anda menyelesaikan masalah yang mereka hadapi. Kami membuat banyak pertanyaan seperti, “seberapa banyak musik yang anda dengarkan tiap hari ketika bersama orang? bagaimana anda memainkan musik nya? apakah anda menggunakan headphones? apakah anda mendengarkan musk melalui speaker handphone? berapa sering anda bersama orang-orang? berapa sering anda berbagi musik, dll.

Kami bertanya banyak hal, namun hindari untuk bertanya tentang hal-hal yang spesifik, seperti apakah anda menginginkan ini. Kami bertanya tentang bagaimana perilaku mereka, bagaimana kebiasaan hidup mereka terhadap sebuah produk. Salah satu contoh hebat yang dilakukan oleh iPod ketika bertanya “jika anda bisa menyimpan ribuan musik dalam kantong anda” Hal ini sangat keren, bukan nya pertanyaan seperti “apakah anda ingin menggunakan perangkat digital portable pemutar musik?” Jadi anda harus benar-benar memisahkan tentang pertanyaan apa yang akan anda lemparkan, yang akan membantu anda semakin pintar tentang thesis versus bagaimana mencoba orang untuk melakukan validasi agar membantu pengembangan produk anda. Tidak akan ada calon user yang akan memberi tahu apa yang harus anda buat, jika dia melakukan nya, maka ia yang harus melakukan nya bukan anda. Anda adalah pengambil keputusan, anda yang memiliki tesis, ide kreatif, dan inovasi. Dan anda harus menggunakan orang lain untuk membantu anda menyempurnakan ide-ide anda tersebut.

Saya akan mengubah topik, dan berbicara mengenai Up24, sebuah produk yang telah kami luncurkan di pasar, produk wireless untuk melacak data histori kesehatan anda. Pertanyaan “Mengapa” dari pengembangan produk ini sangat simple. Ide ini dimulai dari banyak nya perkembangan teknologi yang ada saat ini (Facebook, Twitter, Google, dll). Anda sama sekali tidak mengetahui suatu ketika anda pernah tidur 8 jam tetapi merasa sangat lelah, namun ketika tidur hanya 3-4 jam anda merasa sangat segar.

Kami mengembangkan teknologi sensor untuk membantu seseorang memahami diri nya sendiri, agar dapat mengambil keputusan yang lebih baik untuk memulai hidup yang lebih sehat. Produk ini menggunakan koneksi wireless, tetapi lebih dari itu, karena anda dapat mengakses informasi setiap kapan untuk memahami apa yang terjadi dengan tubuh anda dan bagaimana anda mengambil keputusan terhadap nya. Produk ini bukan hanya mengumpulkan data tentang tubuh anda, tetapi bagaimana menyajikan data tersebut dengan wawasan yang mendalam. Kami memahami bahwa data adalah hal yang hebat, tetapi memahami data jauh lebih hebat. Sehingga melalui produk tersebut kami mencoba mengumpulkan data dan melakukan konversi agar setiap pengguna mendapatkan wawasan untuk bertindak berdasarkan data tersebut.

Wellcode.io Team

Leading high-tech Indonesia Startup Digital - which serves the community with revolutionary products, system development, and information technology infrastructure