Masa Depan Bioskop Pribadi, Apakah Menguntungkan?

Pandemi Corona membuat bioskop besar seperti XXI dan CGV tutup untuk menghindari kerumunan dan mencegah penyebaran virus. Namun, kini bermunculan banyak bioskop pribadi.

Apa kelebihan bioskop pribadi? Konsep ini menawarkan tempat untuk nonton film dengan jumlah terbatas dan lebih privat. Banyak anak muda yang tertarik mencobanya. 

Apakah bisa terus langgeng? 


Terkait merebaknya bioskop pribadi ini, Staf Ahli Menteri Bidang Reformasi Birokrasi dan Regulasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Ari Juliano Gema punya pendapat.

Ia mengatakan jika bisnis bioskop pribadi bisa terus ada jika membuat model yang berbeda dari bioskop layar lebar.

"Bisa saja langgeng kalau bisa membuat model bisnis yang berbeda dengan bioskop layar lebar," katanya, dikutip dari liputan6.com, (28/10/2020).

Baca Juga: 4 Film yang Wajib Ditonton Pengusaha

Sebagai informasi, 'bioskop pribadi' ini menyajikan film-film indie, bukan hanya film yang sedang menarik perhatian penonton.

Bioskop pribadi juga menyediakan tempat duduk yang nyaman dan lebih private. Hal ini dinilai cocok untuk menghabiskan waktu bersama orang terdekat.

Khusus pecinta film


Dante, sebagai Social Media Officer dari pihak 'bioskop pribadi' ikut angkat bicara. Dirinya mengakui bisnis ini tidak akan bisa jika harus menyaingi bioskop layar lebar.

Menurutnya, bioskop pribadi punya pasar tersendiri yakni orang yang benar-benar pecinta film klasik atau film-film yang gak tayang di bioskop layar lebar.

Baca Juga: Memulai Bisnis Dropship di Masa Pandemi? Why Not!

"Tapi  bioskop ini punya kesempatan untuk ngelawan yang online kayak Neftlix gitu karena platform-platform online ini walaupun ada banyak yang baru belum tentu mereka punya film-film klasik," 

"Dari awal memang target demografik kami orang-orang yang suka banget sama film. Pasarnya memang beda," ucapnya.