Kuartal III Jadi Momentum Kebangkitan Ekonomi Negara Asia Tenggara

Pada kuartal III 2020, beberapa negara Asia Tenggara mulai menunjukan tanta-tanda kebangkitan ekonomi. Hal itu ditunjukan dengan penurunan kontraksi produk domestik bruto (PDB).

Dibandingkan kuartal sebelumnya, beberapa negara ini ada yang sudah berhasil menorehkan pertumbuhan di periode ketiga 2020.

Baca Juga: Begini Cara Agar Ide Bisnis Dirilik Calon Investor

Contohnya, PDB Vietnam yang telah tumbuh sebesar 2,62% meningkat dari kuartal sebelumnya yang hanya tumbuh 0,4%.

Boleh dibilang, Vietnam merupakan negara satu-satunya di kawasan Asia Tenggara yang tetap berhasil tumbuh saat negara lain masuk ke jurang resesi. 

Mengapa Vietnam bisa mencatatkan pertumbuhan?


kebangkitan ekonomi asia tenggara.jpg 55.9 KB


Peningkatan PDB Vietnam ditopang oleh pergerakan positif sektor manufaktur. Ekspor yang dilakukan melonjak 11% pada kuartal III 2020. 

Imbas kebijakan belajar lewat kelas online serta sebagian besar tenaga kerja global bekerja dari rumah, terjadi peningkatan sebesar 20% terhadap permintaan komputer pribadi.

Pada September 2020, ekspor Vietnam meningkat 18% yoy. Sehingga, pertumbuhan PDB ini bisa mempercepat pemulihan ekonomi yang melambat pada paruh pertama akibat pandemi COVID-19.

Baca Juga: Program Digital UMKM di Masa Pandemi COVID-19

"Bersama dengan China, Vietnam adalah satu-satunya ekonomi utama Asia yang diharapkan mencatat pertumbuhan positif pada tahun 2020," kata Priyanka Kishore, Oxford Economics dilansir Fortune (29/11).

Peningkatan PDB Vietnam pada kuartal III 2020 memang membaik tetapi persentasenya masih jauh lebih rendah dari kuartal III tahun lalu yang tumbuh 7,13%.

Sektor pariwisata jadi salah satu faktor kebangkitan ekonomi Asia Tenggara


Kebangkitan ekonomi negara di Asia Tenggara.jpg 51.4 KB


Kemorosotan ekonomi Asia Tenggara disebabkan oleh kehilangan turis asing yang terus-menerus dan tidak terbatas karena pembatasan perjalanan akibat virus Corona.

Baca Juga: Tips Sukses Jalani Bisnis Salon Kecantikan

Menurut Bank Dunia, sebelum pandemi, Pariwisata menyumbang sekitar 8% dari PDB Vietnam. Selain Vietnam, Thailand juga merasakan hal yang sama karena sektor Pariwisata menyumbang 14%.

Namun, beda nasib dengan Thailand. Jika Vietnam bisa memanfaatkan sektor lain, Thailand tidak memiliki status, seperti vietnam, sebagai pusat manufaktur.

Baca Juga: Auto Cuan! 5 Ide Bisnis yang Cocok di Tahun 2020

Thailand telah masuk ke jurang resesi sejak kuartal II 2020 dimana ekonominya tercatat minus 12,1%, terendah sejak krisis ekonomi 1998.

Namun, kontraksi tersebut telah melandai pada kuartal III 2020. Di periode itu PDB Thailand hanya turun 6,4%. Hal ini disebabkan karena ekspor dan pariwisata domestiknya sudah mulai meningkat.

Kunci Thailand bisa bangkit


Untuk memperbaiki pertumbuhan sektor Pariwisata, pemerintah Thailand memberlakukan lockdown bisnis dan menutup perbatasannya untuk orang asing dari penyebaran virus Corona.

Sementara itu, perbatasannya tetap ditutup untuk sebagian besar wisatawan, penguncian bisnis telah dicabut pada awal kuartal ketiga. Ditambah, promosi perjalanan domestik juga turut membantu.

Baca Juga: Aplikasi Restoran Sangat Penting Buat Pengusaha, Apa Benar?

Badan perencanaan ekonomi meningkatkan perkiraan ekonomi Thailand tahun 2020 menjadi minus 6,0% dari prediksi sebelumnya terkontraksi  7,3% dan 7,8%.

Sementara tahun 2021 ekonomi diperkirakan tumbuh 3,5%-4,5%.