BUSINESS

Peranan dalam Scrum dan Alasan Menggunakan Scrum

Wellcode.IO team | 04 SEP 2019

Yuk kepoin cara meningkatin level bisnis mu dengan daftar ke pinterusaha.ai!



Seperti yang telah dijelaskan pada artikel Mengenal apa itu Scrum? Sebuah tim Scrum membutuhkan tiga peran spesifik untuk menuju kesuksesan kerangka kerja tersebut yaitu, Product Owner, Scrum Master, dan Development Team. Development Team hanya mencakup tester, designer, UX specialist, dan Ops Engineer selain Software Engineer, karena sifatnya yang lintas fungsional. 

Peran-peran dalam Scrum penting sekali untuk didefinisikan dan diperjelas dalam tim, agar kerangka ini dapat mensukseskan tim dan bisnismu. Sama halnya dengan menggunakan pinterusaha.ai untuk meningkatkan bisnis kamu ke level selanjutnya. Dengan pinterusaha.ai monitoring dan reporting jadi lebih mudah, selain itu juga bisa turut serta dalam komunitas bisnis seluruh Indonesia.

Product Owner

Product Owner adalah ahli dari produk mereka. Mereka berfokus pada pemahaman kebutuhan bisnis, pelanggan, dan pasar, kemudian memprioritaskan pekerjaan yang harus dilakukan oleh tim teknik. Product Owner yang efektif:

  • Bangun dan kelola simpanan produk.
  • Bermitra erat dengan bisnis dan tim untuk memastikan semua orang memahami item pekerjaan dalam jaminan produk.
  • Berikan panduan yang jelas kepada tim tentang fitur mana yang akan disampaikan selanjutnya.
  • Putuskan kapan akan mengirimkan produk dengan kecenderungan ke arah pengiriman yang lebih sering.

Product Owner tidak selalu seorang produk manajer. Product Owner fokus untuk memastikan Development Team memberikan value tertinggi bagi bisnis. Juga, penting bahwa Product Owner hanya diperankan oleh seorang individu. Tidak ada Development Team yang menginginkan panduan campuran dari beberapa Product Owner.

Scrum Master

Scrum Master adalah seseorang yang ahli Scrum dalam tim mereka. Mereka melatih tim, Product Owner, dan bisnis pada proses Scrum, dan mencari cara untuk menyempurnakan praktek mereka.

Seorang Scrum Master yang efektif sangat memahami pekerjaan yang dilakukan oleh tim dan dapat membantu tim mengoptimalkan transparansi dan alur pengiriman mereka. Sebagai fasilitator, ia menjadwalkan sumber daya yang dibutuhkan (manusia dan logistik) untuk perencanaan sprint, stand-up, sprint review, dan sprint retrospective.

Development Team

Tim Scrum menyelesaikan segala backlog dan pekerjaan. Mereka adalah ahli dalam pengembangan dan perbaikan berkelanjutan. Tim Scrum akan bekerja paling efektif bila tim berisi orang-orang yang memiliki ikatan kuat, berada pada satu lokasi dan beranggotakan lima hingga tujuh orang. Salah satu cara untuk mengetahui ukuran tim adalah dengan menggunakan 'aturan dua pizza' yang terkenal ciptaan Jeff Bezos, CEO Amazon (tim harus cukup kecil untuk berbagi dua pizza).

Anggota tim memiliki keahlian yang berbeda, dan saling silang sehingga tidak ada orang yang menjadi hambatan dalam penyampaian pekerjaan. Tim Scrum yang kuat mengorganisir diri dan mendekati proyek-proyek mereka dengan sikap 'kami' yang jelas. Semua anggota tim saling membantu untuk memastikan penyelesaian sprint yang berhasil.

Tim Scrum menggerakkan rencana untuk setiap sprint. Mereka memperkirakan berapa banyak pekerjaan yang mereka yakini dapat mereka selesaikan selama iterasi menggunakan kecepatan historis mereka sebagai panduan. Menjaga panjang iterasi tetap memberi Development Team umpan balik penting pada estimasi dan proses pengiriman mereka, yang pada gilirannya membuat perkiraan mereka semakin akurat seiring waktu.

Mengapa menggunakan Scrum?

Kerangka Scrum itu sendiri sederhana. Aturan, artefak, ceremony, dan peran mudah dipahami. Pendekatan semi-preskriptifnya sebenarnya membantu menghilangkan ambiguitas dalam proses pengembangan, sambil memberi ruang yang cukup bagi perusahaan untuk memperkenalkan cita rasa masing-masing.

Pengorganisasian tugas-tugas kompleks menjadi user stories yang mudah dikelola membuatnya ideal untuk proyek-proyek sulit. Juga, demarkasi peran dan acara yang jelas memastikan adanya transparansi dan kepemilikan kolektif di sepanjang siklus pembangunan. Quick release menjaga tim tetap termotivasi dan user senang karena mereka dapat melihat kemajuan dalam waktu singkat.

Akan tetapi untu mengaplikasikan Scrum secara ahli membutuhkan waktu. Terutama jika Development Team menyesuaikan diri dengan model waterfall. Konsep iterasi yang lebih kecil, Daily Scrum, Sprint Review, dan mengidentifikasi Scrum Master bisa menjadi perubahan budaya yang menantang bagi tim baru.

Namun, manfaat jangka panjang jauh lebih besar daripada kurva pembelajaran awal. Keberhasilan Scrum dalam mengembangkan produk perangkat keras dan perangkat lunak yang kompleks di berbagai industri dan vertikal menjadikannya kerangka kerja yang menarik untuk diadopsi untuk organisasi kamu. Bahkan dapat digunakan sebagai kerangka kerja dalam bisnis mu. Selamat mencoba!

Wellcode.io Team

Leading high-tech Indonesia Startup Digital - which serves the community with revolutionary products, system development, and information technology infrastructure

You may also like

TAX

PPN atas Pembelian Agunan : Apa, Bagaimana, dan Dampaknya terhadap Wajib Pajak?

Taxsam.co Team | 29 SEP 2023

TAX

Terima Fasilitas Kesehatan dari Kantor Kena Pajak Nggak, Ya?

Taxsam.co Team | 22 SEP 2023

TAX

Pajak Judi Online di Indonesia? Mungkin Nggak, Sih?

Taxsam.co Team | 22 SEP 2023