NEWS

Wellcode.io – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia: “Digitalisasi Pengembangan SDM di Bidang Kesehatan”

Wellcode.IO team | 18 APR 2019

M. Fahrizal S. (Chief Executive Officer) Wellcode.io bersama Nusli Imansyah (Kepala BPPSDMK) Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (BPPSDMK) – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, telah rampung meluncurkan produk digital yang dapat membantu tugas utama BPPSDMK untuk melakukan pengembangan Sumber Daya Manusia di bidang kesehatan.

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2015, Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia di bidang kesehatan. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan menyelenggarakan fungsi:

1.   Penyusunan kebijakan teknis pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan di bidang perencanaan, pendayagunaan, peningkatan kompetensi, dan pembinaan mutu sumber daya manusia kesehatan;

2.   Pelaksanaan pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan di bidang perencanaan, pendayagunaan, dan peningkatan kompetensi, dan pembinaan mutu sumber daya manusia kesehatan;

3.   Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas perencanaan, pendayagunaan, dan peningkatan kompetensi, dan pembinaan mutu sumber daya manusia kesehatan;

4.   Pelaksanaan administrasi Badan; dan

5.   Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

Menurut Nusli menurut pemetaan data SDMK per Desember 2016 terdapat 1 juta lebih tenaga kesehatan yang ada di Indonesia. Tenaga kesehatan tersebut terdiri dari 14 (empat belas) jenis rumpun kesehatan antara lain medis, psikologi klinis, keperawatan, kebidanan, kefarmasian, dll. Rasio terbesar ada pada rumpun tenaga kesehatan di bidang kebidanan (39.47 %) dan keperawatan (41.83 %). Menurut rencana strategis 2015-2019 jumlah tenaga kesehatan yang di targetkan akan ditingkatkan kompetensi sebesar ± 56,910 dari realisasi tahun 2016 sebesar ± 30,000.

Dari pemetaan SDMK tersebut, BPPSDMK berupaya untuk terus meningkatkan jumlah tenaga kesehatan yang kompeten. Karena menurut Nusli sesuai data rasio tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk belum seimbang. Seperti contoh nya pada Provinsi DKI Jakarta rasio dokter umum dengan jumlah penduduk berbanding 1:65, sedangkan rasio tenaga perawat dengan jumlah penduduk sekitar 1:285. Untuk di Provinsi Jawa Barat rasio tersebut sekitar 1:11 (dokter umum) dan 1:77 (tenaga perawat). Di berapa daerah terpencil seperti kepulauan bangka belitung rasio nya mencapai rata-rata 1:200 bahkan mencapai 1:1000 untuk tenaga perawat.

Menurut Nusli, saat ini BPPSDMK berupaya penuh untuk meningkatkan jumlah tenaga kesehatan yang berkompetensi untuk mengecilkan gap ketersediaan tenaga kesehatan di seluruh wilayah Indonesia. Meskipun demikian, upaya peningkatan ini sangat sulit dilakukan karena negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat banyak. Sangat sulit mengendalikan mutu pengembangan SDM di seluruh Indonesia tanpa disertai pengendalian berbasis digital.

Sejak awal pertengahan tahun 2018 hingga tahun 2019 awal, segenap team Wellcode.io yang dipimpin oleh M.Fahrizal telah berhasil menciptakan produk digital pengembangan SDMK di BPPSDMK untuk membantu permasalahan tersebut. Menurut M.Fahrizal produk ini merupakan produk pengembangan awal yang pernah dilakukan oleh Wellcode.io sejak beberapa tahun ke belakang untuk membantu memberikan solusi pengembangan SDM di Indonesia di bidang kesehatan. Menurut M.Fahrizal pada awal tahun 2019 Team Wellcode.io tengah berupaya melakukan proses restrukturisasi model produk dan bisnis nya untuk dapat menciptakan world class product yang tidak kalah unggul dengan produk teknologi dari luar negeri.

Menurut A.R. Wicaksono (Technology Adviser), Industri Kesehatan di Indonesia saat ini harus mulai memanfaatkan Industri 4.0. jika ingin bisa bersaing dengan industri kesehatan di beberapa negara tetangga. Karena banyak sekali masyarakat indonesia kalangan atas yang memilih pengobatan di negara tetangga dibanding dengan Indonesia. Hal ini terjadi karena mungkin dari segi peralatan dan SDM negara tetangga lebih unggul dibandingkan Indonesia saat ini. Permasalahan utama yang dimiliki oleh Indonesia untuk mengadopsi Industri 4.0 di seluruh bidang adalah terkait pengembangan SDM. Karena sehebat dan secanggih apapun teknologi yang di adopsi, apabila kualitas SDM tidak memenuhi standar kualifikasi, maka institusi yang bersangkutan pasti akan kalah bersaing. SDM yang tepat adalah aset yang paling berharga untuk dapat mengadopsi dan menerapkan teknologi di seluruh sektor industri. Hal ini sejalan dengan teori Ikujiro Nonaka & Hirotaka Takeuchi (ilmuwan ternama asal Jepang), dalam model SECI (Socialization, Externalization, Combination, and Internalization) dalam proses knowledge creation, bahwa SDM yang tepat adalah aset terpenting dalam suatu organisasi, teknologi hanya berperan sebagai enabler untuk meningkatkan daya saing organisasi.

Wellcode.io Team

Leading high-tech Indonesia Startup Digital - which serves the community with revolutionary products, system development, and information technology infrastructure

You may also like

TAX

PPN atas Pembelian Agunan : Apa, Bagaimana, dan Dampaknya terhadap Wajib Pajak?

Taxsam.co Team | 29 SEP 2023

TAX

Terima Fasilitas Kesehatan dari Kantor Kena Pajak Nggak, Ya?

Taxsam.co Team | 22 SEP 2023

TAX

Pajak Judi Online di Indonesia? Mungkin Nggak, Sih?

Taxsam.co Team | 22 SEP 2023