Bagaimana Cara Mengenali Alergi Susu Pada Bayi?

Asi menjadi satu-satunya makanan bayi sejak pertama kali berada di dunia hingga usia 6 bulan. Walaupun demikian, ada kalanya karena sesuatu hal bayi tidak bisa mendapatkan asi.

Pada persoalan seperti itu maka pemberian susu formula menjadi alternatif. Namun, bagaimana bila bayi mengalami alergi susu?

Dewasa ini kasus alergi pada bayi semakin banyak ditemukan, terutama alergi terhadap susu yang sering kali membuat orangtua kebingungan.

Sebagai Ibu, kita hendaknya memantau pemberian susu formula karena terdapat kemungkinan terjadinya alergi susu sapi.

Protein kasein dan whey dalam susu sapi menjadi salah satu sumber protein yang menjadi pemicu reaksi alergi pada bayi.

Kandungan kasein yang mencapai 76–86% menjadi penyebab alergi susu terbanyak pada susu formula.

Alergi biasanya terjadi beberapa menit setelah mengkonsumsi susu. Oleh karena itu, penting agar Ibu mengenali gejala alergi sejak dini.

Reaksi dapat bervariasi mulai dari alergi ringan hingga berat. Terjadinya alergi merupakan respon yang diberikan oleh sistem imun bahwa kandungan protein pada susu anak sebagai zat yang berbahaya.

Namun, pertanda alergi sering kali tidak disadari oleh orangtua. Berikut adalah beberapa tanda terjadinya reaksi alergi.

Tanda dan gejala alergi susu yang terjadi segera setelah mengkonsumsi susu, antara lain:

  1. Bintik merah dengan rasa gatal pada kulit
  2. Napas sesak
  3. Muntah

Tanda dan gejala alergi susu yang membutuhkan lebih banyak waktu untuk muncul, antara lain:

  1. Kotoran encer, yang dapat mengandung darah
  2. Diare
  3. Batuk atau sesak napas
  4. Kram pada perut
  5. Mata berair
  6. Hidung berair
  7. Ruam kulit yang gatal, sering di sekitar mulut
  8. Kolik pada bayi

Tidak selalu reaksi yang terjadi pada bayi setelah mengkonsumsi susu bisa disimpulkan sebagai alergi. Namun, bisa jadi bayi mengalami ketidakmampuan mencerna susu.

Penting untuk membedakan kedua hal ini. Ketidaktoleran terhadap susu tidak terkait dengan sistem imun tubuh, memiliki gejala berbeda, dan tentunya penanganan yang berbeda pula.