BUSINESS

Kisah Sedih Restauran Cepat Saji di Kala Pandemi

Wellcode.IO team | 10 NOV 2020
Kampanye solidaritas ramai disuarakan perusahaan makanan cepat saji yang dimotori Burger King. Gerakan ini memuat kisah sedih yang dialami Burger King dan restauran cepat saji lainnya.

Makanya, kampenye ini bertujuan untuk menggugah masyarakat membeli makanan dari restoran Burger King termasuk meminta pelanggan membeli produk restoran saingannya.

Baca Juga: Insentif Pajak Kurang Dirilik Dunia Usaha

Sehingga terhidar dari restoran tutup permanen lantaran beban pengeluaran yang tak seimbang dengan pendapatan dan tidak ada pemutusan hubungan kerja (PHK).

Mengingat, kondisi pandemi COVID-19 menjadi tekanan besar bagi sektor makanan dan minuman.

Anjloknya kinerja emiten di industri Food and Beverages (F&B) di BEI


Kisah sedih restauran cepat saji di BEI.jpg 57.5 KB


Ada tiga emiten industri F&B yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Di antaranya PT Fast Food Indonesia (FAST), PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA), dan PT Jaya Bersama Indonesia Tbk (DUCK).

Kinerja ketiga emiten tersebut anjlok pada kuartal II-2020. Laporan keuangan ketiga perseoran juga sudah menunjukkan penurunan kerugian hingga Rp 142 miliar seperti yang dialami Fast Food Indonesia.

Baca Juga: Jokowi Optimis Produk Ekonomi Syariah Indonesia Diminati Banyak Negara

Padahal, pemilik waralaba KFC ini di tahun lalu pada periode yang sama, membukukkan keuntungan Rp 157,52 miliar.

Kisah sedih restauran cepat saji


Pergerakan saham F&B menurun.jpg 55.5 KB


Selanjutnya ada nama Sari Melati Kencana, pemegang lisensi waralaba Pizza Hut Indonesia yang mengalami penurunan laba hingga 89,49% menjadi Rp 10,45 miliar.

Padahal tahun lalu di periode yang sama, labanya mebukukkan keuntungan sebesar Rp 99,65 miliar. Saat ini, pendapatan Sari Melati Kencana ambles 6,06% menjadi Rp 1,81 triliun dari Rp 1,94 triliun.

Baca Juga: Ingin Bisnis Online Terus Laku? Terapkan Strategi Pemasaran Ini!

Begitu pula The Duck King, Jaya Bersama Indonesia. Kode saham DUCK ini anjlok dari 92,64 miliar menjadi 26,78 miliar. 

Pendapatan perseroan mencatat penurunan sebesar 62,08% menjadi Rp 152,80 miliar, dari sebelumnya Rp 402,91 miliar.

Pizza Hut terpaksa menjual makanan di pinggir jalan


Kisah sedih restauran cepat saji.jpg 51.7 KB


Pemandangan tak biasa mungkin terlihat di jalanan. Para karyawan Pizza Hut menjajakan pizza dengan vairan empat potong pizza seharga Rp 100.000. 

Hal ini bertujuan untuk memberikan pemasukan gerai Pizza Hut agar terus 'hidup' untuk tidak terus mengurangi pegawainya. 

Baca Juga: Tuntutan Buruh Jawa Barat untuk UMK dan UMP Naik 8,82 Persen

Gambaran tersebut mengartikan sebuah pesan jika kondisi sektor makan dan minuman memang sedang mengalami keterpurukan. 

Kisah perjuangan restauran cepat saji mungkin akan terus berkepanjangan seiring dengan merebaknya pandemi virus COVID-19 di Indonesia.

You may also like

TAX

PPN atas Pembelian Agunan : Apa, Bagaimana, dan Dampaknya terhadap Wajib Pajak?

Taxsam.co Team | 29 SEP 2023

TAX

Terima Fasilitas Kesehatan dari Kantor Kena Pajak Nggak, Ya?

Taxsam.co Team | 22 SEP 2023

TAX

Pajak Judi Online di Indonesia? Mungkin Nggak, Sih?

Taxsam.co Team | 22 SEP 2023