Shopper Marketing: Peningkatan volume penjualan di titik kritis pembelian
Yuk kepoin cara meningkatin level bisnis mu dengan daftar ke pinterusaha.ai!
Banyak inovasi dan kemajuan terbaru dalam periklanan yang diarahkan pada kampanye brand equity dan awareness melalui channels tradisional seperti, televisi dan iklan digital lainnya. Tetapi yang tak kalah penting adalah melakukan shopper marketing, termasuk iklan dalam toko, yang mendorong konversi dan jumlah penjualan.
Taktik shopper marketing mungkin terlihat sepele dibandingkan dengan iklan TV yang catchy dan unik atau strategi sosial media marketing dan sarana digital lain yang canggih, tetapi pada kenyataannya metode ini sangat efektif.
Periklanan tradisional berperan untuk menarik konsumen untuk memulai perjalanan pembelian dari tahu menjadi tidak tahu, hingga pergi ke toko untuk melakukan pembelian. Sedangkan shopper marketing berperan dalam titik terakhir atau saat kritis ketika pembeli akan melakukan pembelian.
Shopper marketing berfokus pada pelanggan di dan saat purchasing. Ini adalah pendekatan yang terintegrasi dan strategis untuk pengalaman pelanggan di dalam toko retail yang dipandang sebagai pendorong penjualan dan subsidi silang brand. Asal usul in-store/shopper marketing diyakini dimulai saat akhir tahun 90-an. Dulu, P&G dan Wal-Mart bekerja sama untuk mengelompokkan produk bayi di salah satu lorong pembeli. Secara strategis, mereka menyeimbangkan keuntungan rendah yang 'diperlukan' seperti popok dengan produk yang lebih menguntungkan seperti pakaian bayi.
Mengembangkan strategi shopper marketing yang sukses dan terintegrasi membutuhkan banyak waktu, pemikiran dan upaya dalam suatu organisasi dan memerlukan komitmen dari atas ke bawah agar menjadi kuat. Jika kepentingannya sepenuhnya dipahami oleh manajemen, terdapat kemungkinan tak terbatas yang bisa mempengaruhi pelanggan untuk membeli produk.
Shopper marketing dapat ditingkatkan dengan berbagai cara. Mulai dari tata letak toko, navigasi, dan suasana yang disuguhkan. Di bawah ini adalah 3 cara utama brand untuk meningkatkan penjualan dalam toko dengan shopper marketing.
Koordinasi iklan dan shopper marketing agar memiliki narasi yang sama.
Dari sudut pandang pelanggan, setiap bentuk marketing adalah bagian dari narasi suatu brand. Konsumen saat ini lebih sering mengharapkan brand yang menceritakan narasi lengkap melalui iklan dan marketing mereka, daripada hanya menjual produk. Kemampuan brand untuk membuat narasi suatu produk secara efektif membutuhkan beberapa komunikasi marketing dengan setiap calon konsumen, dan sentuhan terhadap konsumen tersebut menjangkau baik iklan maupun shopper marketing.
Kendalanya adalah iklan tradisional dan shopper marketing seringkali dikelola oleh dua tim yang berbeda. Iklan tradisional biasanya dipimpin oleh tim brand marketing, sementara shopper marketing dikelola secara terpisah dan dikelola oleh tim penjualan. Kurangnya koordinasi pada dua tim kadang membuat konsumen menerima pesan campuran dari satu brand dan memungkinkan hilangnya peluang nyata bagi ide kreatif suatu brand untuk menceritakan ceritanya.
Agar paling efektif, periklanan tradisional dan shopper marketing harus dikoordinasikan secara erat untuk menghadirkan platform yang lebih kuat dan memperluas narasi tunggal bermakna yang menceritakan cerita dari suatu brand. Tanpa melakukan koordinasi ini sebuah brand akan kehilangan kesempatan untuk menceritakan narasi yang kohesif dan lengkap kepada konsumen dan, oleh karena itu, kehilangan peluang untuk meningkatkan hasil penjualan.
Temukan peluang personalisasi untuk mendorong pembelian di titik
penjualan.
Marketing yang efektif dalam lanskap media kami yang terpecah-pecah memerlukan personalisasi untuk memastikan konsumen yang tepat menjadi sasaran dan menerima pesan yang relevan dan efektif. Untuk brand CPG (Consumer Packaged Goods), personalisasi dalam marketing paling sering dilakukan melalui strategi penargetan digital yang canggih. Tetapi itu tidak berarti ide marketing yang dipersonalisasi dan kekuatannya dalam mendorong penjualan tidak dapat dicapai melalui shopper marketing di dalam toko.
Brand dapat mengambil prinsip personalisasi dan menerapkannya ke khalayak yang lebih luas dengan kegiatan shopper marketing yang ditargetkan untuk demografi lokal toko. Misalnya, brand dapat memanfaatkan data kartu loyalitas pengecer untuk menargetkan konsumen secara lebih efektif dengan kupon dan promosi brand bersama yang dipersonalisasi. Dalam penggunaan kemampuan omni channel yang serupa, layanan click-and-collect yang semakin lazim menciptakan personalisasi yang lebih dalam pada titik pembelian online.
Mengukur efektivitas untuk mengoptimalkan upaya shopper marketing.
Sementara anggaran shopper marketing suatu brand sering kali sudah ditetapkan selama satu tahun melalui perjanjian dengan pengecer, Marketeers harus tetap bertanggung jawab atas penggunaan sumber daya yang efisien dan optimal. Mengukur dampak dari usaha shopper marketing adalah langkah pertama yang kritis untuk mengoptimalisasinya - memahami manfaat marjinal terhadap tampilan iklan banner atau banner tambahan pada email promosi adalah kuncinya. Dan yang paling penting, upaya shopper marketing harus diukur dalam hubungannya dengan iklan brand untuk memastikan efek gabungan dari menceritakan narasi brand yang kuat akan ditangkap pelanggan.
Dampak dari upaya shopper marketing ini secara historis sulit diukur. Namun, alat canggih yang memanfaatkan data titik penjualan peritel dapat memberikan wawasan penting tentang komponen mana dari kampanye shopper marketing brand yang paling efektif dan bagaimana kesuksesan itu dapat direplikasi untuk mendorong peningkatan penjualan.
Shopper marketing adalah pendorong penjualan yang sangat berpengaruh yang bertemu dengan konsumen saat titik pembelian mereka dan memungkinkan suatu brand untuk menceritakan narasi yang lebih lengkap, tetapi sering kali didekati tanpa kohesi, penargetan, atau pertanggungjawaban yang dapat mendorong hasil peningkatan penjualan. Meletakkan fokus baru pada peningkatan dan optimalisasi shopper marketing bersama iklan dapat memberikan manfaat signifikan bagi brand CPG.
Sudah paham kan apa itu shopper marketing dan usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkannya di dalam toko para Marketeers? Tunggu apa lagi? Coba terapkan tips yang ada dan jangan lupa untuk memakai pinterusaha.ai untuk membantu keberjalanan
bisnismu ya Marketeers! Semoga sukses!
Wellcode.io Team
Leading high-tech Indonesia Startup Digital - which serves the community with revolutionary products, system development, and information technology infrastructure