Rahasia Bisnis Warteg, Bisa Cetak Cabang Hingga Ratusan

Pasti pernah kan melihat Warteg dengan merek dagang Kharisma Bahari yang tersebar di berbagai sudut Jakarta? Berikut adalah cerita tentang rahasia sukses bisnis Warteg.

Dikutip dari berbagai sumber pada Kamis (21/1/2021) ternyata dari setiap Warteg Kharisma Bahari yang berdiri, dikelola oleh orang yang berbeda.

Baca Juga: Cara Cek Penerima BPUM UMKM BRI di eform.bri.co.id

Pemilik merek Warteg Kharisma Bahari, Sayudi (45) mengatakan ia membuka franchise Warteg dengan sistem beli putus. Sehingga tanggung jawab sepenuhnya berada di tangan pemilik.

Untuk tetap menjaga kualitas, Sayudi harus memastikan pembeli franshice mampu memasak olahan makanan. Maka dari itu, a menyediakan pelatihan.

Baca Juga: Kontribusi UMKM Tahun 2021 Diharapkan Mencapai 62,36%

"Jadi orang-orang yang gabung sama saya juga mesti dites. Orang-orangnya dilatih di sini, makanannya, di mana pelatihan cara masak dan menu-menunya," katanya.

Dengan begitu pemilik bisnis Warteg Kharisma sudah tahu cara memasak dan memastikan makanan apa saja yang bakal disajikan. 

Makanan khas jadi rahasia sukses bisnis Warteg


Sajian makanan di Warteg Kharisma Bahari


Sayudi menuturkan, pembeli franchise Warteg harus menguasai cara masak menu yang wajib disajikan contohnya tempe orek dan telur.

"Tempe orek lah kalau warteg. Hampir semua pasti ada. Terus yang murah tentunya, paling laku telur kan terjangkau," paparnya.

Makanya tak jarang ditemukan sajian Warteg Kharisma Bahari memiliki menu hampir serupa. Dengan demikian, masyarakat bisa menikmati makanan yang lezat.

Harga franchise Warteg Kharisma Bahari


Rahasia sukses bisnis Warteg Kharisma Bahari


Terkait dengan harga franchise Warteg, Sayudi menawarkan tiga paket pembelian di antaranya ukuran kecil, sedang, dan elegan. Harga tiap franchise dipatok mulai dari Rp110 juta hingga Rp150 juta.

"Harganya bervariasi mulai Rp110 juta hingga Rp150 juta. Itu sudah dapat semuanya, kompor, piring, jadi tinggal masuk saja," katanya menjelaskan.

Cerita Warteg Warmo yang sudah hadir sejak 1970


Warteg Warmo Tebet, Jakarta Selatan


Kisah bisnis Warteg lainnya, diceritakan oleh Reza Harafi (40). Reza merupakan generasi kedua yang mengelola Warteg Warmo. Dengan 12 pegawai, Reza sibuk mengelola Warteg dari pagi sampai malam.

Reza mengaku untuk kebutuhan Warteg, ia dan pegawainya mengerjakan sendiri. Mulai dari belanja bahan makanan, mengelola bahan mentah, mengurus ruangan, hingga melayani pelanggan. 

"Pukul 7 pagi, yang belanja dari ​pasar ​induk mulai motong-motong dan masak nasi serta lauk daging, lalu ditaruh di etalase. Masaknya bisa sampai jam 9 pagi."

"Mereka kerja dari 7 pagi sampe 7 malam. Nanti yang kerja jam 7 malam masak lauk yang sudah habis sampai jam 2 pagi dan kerja sampai jam 7 pagi besok harinya,” kata Reza.

Baca Juga: Pedagang Sapi Se-Jabodetabek Bakal Mogok Jualan Mulai Hari Ini, Kenapa?

Kisah Reza dan Sayudi menandakan, di tengah terpaan harga bahan baku yang sedang naik drastis ditambah dengan kondisi pandemi Corona yang menggerus pendapatan, mereka masih bisa bertahan dengan cara mereka sendiri.